Artikel,
Edukasi,
Di dalam suatu penelitian ada yang dinamakan dengan sampel dan populasi. Kedua istilah itu sebenarnya memiliki tujuan yang sama, tetapi definisinya berbeda. Jadi populasi adalah keseluruhan objek penelitian, sedangkan sampel adalah sebagian objek yang mewakili populasi.
Untuk dapat menentukan sampel ini tidak asal-asalan dipilih. Ada cara tertentu yang bisa dilakukan untuk memilihnya, cara tersebut dinamakan dengan teknik pengambilan sampel atau sampling.
Teknik sampling disebut juga dengan teknik pengambilan sampel penelitian. Sampel dalam hal ini merupakan sebagian dari populasi di dalam penelitian. Sebagai penjelasan populasi merupakan keseluruhan objek yang dijadikan sasaran dalam penelitian, sedangkan sampel adalah sebagian populasi yang bisa mewakili.
Teknik sampling itu sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu sampel acak (random sampling) atau disebut juga dengan probability sampling serta sampel non-acak (non-random sampling) yang disebut juga dengan non-probability sampling.
Sugiyono menjelaskan bahwa teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel.
Margono menyatakan bahwa teknik sampling adalah cara untuk menentukan jumlah sampel yang akan dijadikan sumber data, dengan memperhatikan karakteristik dan penyebaran populasi agar bisa benar-benar mewakili.
Menurut teken, pengambilan teknik sampling merupakan teknik untuk mengambil sampel yang memenuhi sifat-sifat seperti:
Teknik pengambilan sampel memiliki tujuan antara lain:
Seperti yang telah dijelaskan bahwa teknik pengambilan sampel terbagi menjadi dua, yakni probability sampling dan non probability sampling. Berikut ini adalah macam teknik pengambilan sampel dan contohnya.
Probability sampling adalah metode pengambilan sampel dengan mengasumsikan seluruh sampel memiliki kesempatan yang setara untuk menjadi objek penelitian. Teknik ini merupakan teknik pengambilan sampel penelitian kuantitatif. Probability sampling ini terbagi menjadi lima jenis, yaitu:
Teknik pengambilan sampel acak sederhana ini merupakan teknik yang dilakukan dengan cara menjelaskan bahwa semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel penelitian. Cara pengambilannya adalah dengan angka undian.
Terdapat dua pendapat yang berkaitan dengan metode pengambilan sampel tipe ini. Pertama adalah setiap angka yang dipilih wajib dikembalikan lagi supaya semua sampel memiliki persentase kesempatan yang sama. Kedua adalah angka yang dipilih tidak dikembalikan. Namun, umumnya pendapat pertama yang banyak dipilih untuk melakukan penelitian.
Pada metode sederhana ini memiliki keunggulan, yaitu meminimalisir bias dan bisa mengetahui standar error dari penelitian. Sedangkan kekurangannya adalah para sampel bisa jadi tidak mewakili populasi yang ditentukan.
Tipe kedua adalah sampel acak secara sistematis sesuai dengan pola tertentu. Umumnya pola yang digunakan teknik ini adalah dengan mengambil interval atau kelipatan dari jumlah populasi dengan jumlah sampel yang akan dipilih.
contoh teknik pengambilan sampel tipe ini misalnya, ada 10 dari 100 orang yang akan dipilih sebagai sampel. Maka setiap orang yang ada pada kelipatan 10 akan diambil sebagai sampel. Artinya orang dengan nomor 10, 20, 30, dan seterusnya akan dijadikan sampel hingga 10 orang.
Kelebihan penggunaan metode tipe ini adalah lebih cepat dalam pelaksanaannya, selain itu juga membuat peneliti tidak perlu membuat kerangka sampel.
Sedangkan kelemahan dari metode ini adalah variasinya tidak bisa diprediksi jika urutannya tidak acak. Sampel juga berpotensi bersifat seragam karena adanya pengulangan karakteristik.
Teknik pengambilan sampel jenis ini dilakukan dengan cara mengelompokkan anggota populasi sesuai dengan tingkatan tertentu, yakni tinggi, sedang, dan rendah.
Contoh teknik pengambilan sampel tipe ini adalah ketika melakukan penelitian tentang pekerjaan yang dilihat berdasarkan usia. Jadi sampel yang diambil dengan cara mengelompokkan sampel ke dalam kategori usia muda, sedang, dan dewasa.
Teknik pengambilan sampel ini ditentukan dengan berdasarkan kelompok suatu wilayah dari populasi penelitian. Teknik ini akan mengelompokkan sampel sesuai dengan wilayah anggota populaso/
Tujuan penggunaan teknik ini adalah untuk mencari tahu perbedaan yang ada di dalam wilayah tertentu.
Contoh teknik pengambilan sampel jenis ini adalah ketika ada penelitian yang akan mencari tahu tingkat partisipasi pemilihan umum di Jawa tengah. Dari situ, sampel yang akan digunakan adlaah beberapa wilayah di Jawa Tengah.
Teknik multi stage sampling adalah penggabungan antara beberapa metode sampling secara bersamaan dengan tujuan supaya efektif dan efisien. Jadi ada dua teknik sampling yang digunakan.
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menerapkan teknik sampling ini, yaitu menetapkan populasi dan tingkatan, menghitung besarnya sampel, mengambil secara acak unsur yang ada di tiap tingkatan, dan kemudian mengambil sampel secara acak lagi sesuai besaran sampel di tingkatan akhir.
Non-probability sampling adalah lawan dari probability sampling, jadi pengambilan sampel dilakukan tidak secara acak. Maksudnya adalah pengambilan sampel tidak memberikan kesempatan yang sama kepada setiap sampel yang dipilih. Teknik ini biasanya dipilih ketika populasi belum atau tidak dapat ditentukan secara pasti.
Teknik ini terbagi menjadi enam jenis, yaitu:
Purposive sampling adalah penentuan sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti. Penetapan itu dilakukan sesuai dengan pertimbangan yang dinilai dapat mewakili populasi.
Teknik sampling tipe ini bisa dibilang menjadi salah satu teknik yang paling banyak digunakan dalam penelitian. sebab, teknik ini cenderung menghasilkan sampel yang berkualitas. Hal itu dikarenakan peneliti sudah menentukan sendiri kriteria yang menurutnya akan merepresentasikan populasi.
Kelebihan dari metode ini adalah tujuan dari penelitian akan lebih terarah. Selain itu, sampel juga akan relevan dengan penelitian yang dilakukan.
Sedangkan kekurangannya adalah tidak bisa menjamin bahwa sampel dapat menjadi representasi populasi.
Snowball sampling juga dikenal dengan teknik bola salju. Teknik pengambilan sampel ini dilakukan dengan cara wawancara kepada sampel pertama untuk mengambil sampel berikutnya dan secara terus menerus hingga kebutuhan sampel dapat terpenuhi seperti bola salju yang akan terus membesar juga menggelinding dari atas ke bawah.
Teknik ini cocok untuk penelitian yang membutuhkan privasi yang tinggi, misalnya pada kelompok-kelompok seperti penderita HIV, penyintas kekerasan seksual, dan lain sebagainya.
Accidental sampling adalah teknik pengambilan sampel yang sifatnya lebih insidental. Jadi sampel yang diambil sesuai dengan orang yang memang kebetulan ditemui oleh peneliti.
Jadi misalnya adalah penelitian terhadap kepuasan konsumen. Peneliti bisa menunggu pembeli untuk dijadikan sebagai sampel penelitian.
Namun, teknik pengambilan sampel jenis ini memiliki kekurangan, yaitu berpotensi membutuhkan waktu yang lebih lama dan responden yang didapat memiliki karakteristik yang bersifat acak.
Teknik pengambilan sampel ini adalah dengan cara menentukan jumlah sampel penelitian lebih dulu. Misalnya dalam sehari peneliti menetapkan harus mendapatkan 10 sampel untuk diteliti.
Kelebihan dari teknik ini adalah pengambilan sampelnya bersifat lebih praktis karena sampelnya sudah diketahui. Sedangkan kekurangannya adalah bias dalam penelitian cenderung tinggi.
Teknik pengambilan sampel jenuh adalah menggunakan seluruh populasi sebagai sampel. Teknik ini digunakan ketika populasi yang akan diteliti kurang dari 30 orang.
Teknik sampling sistematis dilakukan dengan cara yang sistematis yaitu misalnya dengan memberikan nomor terhadap populasi yang akan diteliti. Misalnya ketika ingin meneliti 20 siswa, maka sampel-sampel itu akan diurutkan dari 1 hingga 20.
Baca juga: Apa itu Populasi dan Sampel dalam Penelitian? Yuk Cari Tahu
Untuk menentukan sampel mana yang harus dipilih ketika melakukan penelitian, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan, di antaranya:
Teknik pengambilan sampel ini menjadi hal yang penting saat ingin melakukan penelitian. Sebab, hasil penelitian tersebut bisa digunakan secara umum untuk seluruh masyarakat. Di Sampoerna University, tentu secara aktif mendorong kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat. Ini Sebagai perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi Indonesia.
Adapun beberapa peneliti dari Sampoerna University yang menerbitkan makalah akademis di jurnal internasional bereputasi (Global Finance Journal dan Journal of Fluids and Structure) diantaranya ialah Prof. Teddy Mantoro dengan penelitiannya yang berjudul “Personalized Adaptive System for Elderly Care in Smart Home Using a Fuzzy Inference System”, Dr Wahyoe Soedarmono dengan penelitiannya yang berjudul “Foreign Penetrasi, Competition, and Credit Risk in Banking”, dan Dr Farid Triawan dengan penelitiannya yang berjudul “Vibration characteristics of cylindrical shells filled with fluid based on first-order shell theory”.
Referensi
Deepublish