Artikel,
Artikel - FOB,
Edukasi,
Ketika mendengar istilah kapitalisme, mungkin yang ada di pikiran kita adalah hal-hal yang cenderung negatif. Hal itu dikarenakan memang kapitalisme diidentikan dengan hal-hal negatif seperti sikap egoistis dan keserakahan. Hal itu memang sebenarnya ada benarnya, tetapi kapitalisme sebenarnya tidak melulu soal hal yang berbau negatif karena ada dampak-dampak positif dari keberadaan kapitalisme dalam sistem ekonomi negara. Mengapa bisa demikian? Berikut adalah penjelasan mengenai apa itu sistem ekonomi kapitalis beserta dengan ciri-ciri dan contohnya.
Sistem ekonomi kapitalis adalah suatu jenis sistem ekonomi yang membebaskan seluruh masyarakat untuk melakukan kegiatan ekonomi sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mereka. Sistem kapitalisme ini memberikan hak penuh kepada setiap individu untuk mengambil kekayaannya sebagai alat produksi. Kebebasan itu menjadi kelebihan dari sistem ekonomi kapitalis.
Jadi, sistem ekonomi kapitalis berlandaskan tiga pilar utama, yaitu hak kepemilikan pribadi, individualisme ekonomi, serta persaingan bebas.
Sistem ekonomi kapitalis bisa dibilang kontroversial, tetapi sangat populer di era modern ini. Pasalnya, sistem ini berpotensi membuat kesenjangan antara kaya dan miskin. Maksudnya adalah, pihak yang kaya atau dalam hal ini memiliki modal akan semakin kaya, sedangkan yang miskin akan sulit mengejar yang kaya.
Mengapa bisa seperti itu? Karena pada dasarnya sistem ekonomi kapitalis dikendalikan oleh siapa saja yang memiliki modal. Dalam sistem ini, negara berperan hanya sebatas sebagai pengawas untuk memastikan kelancaran dari kegiatan ekonomi. Jadi, negara tidak bisa ikut campur secara dalam untuk mengatur kebijakan.
Menurut Adam Smith, sistem ekonomi kapitalis adalah sistem yang bertujuan untuk menyejahterakan masyarakat, karena pemerintah tidak ikut campur dalam penetapan kebijakan atau mekanisme pasar.
Menurut Max Weber, sistem ekonomi kapitalis adalah sistem ekonomi yang digunakan untuk pasar supaya bisa menghasilkan keuntungan dengan adanya transaksi di pasar tersebut.
Menurut Ir. Soekarno, sistem ekonomi kapitalis merupakan sistem yang ada di dalam masyarakat yang dihasilkan dari produksi. Sistem ini memisahkan kaum buruh dengan peralatan produksi.
Menurut Ebenstein William, sistem ekonomi kapitalis adalah sistem yang cenderung lebih mencakup keseluruhan dibanding sistem ekonomi lainnya.
Menurut Tom G. Palmer, sistem ekonomi kapitalis adalah sistem ekonomi, sosial, hukum, sampai budaya yang bertujuan untuk mendorong desentralisasi inovasi lewat kesukarelaan di dalam mekanisme pasar.
Baca juga: Memahami Ekonomi Kreatif: Pengertian, Manfaat, dan Contoh
Sistem ekonomi kapitalis disebut sudah muncul sejak abad ke-17. Sistem itu dimulai ketika gereja-gereja di Eropa mulai runtuh satu per satu. Runtuhnya dominasi gereja itu terjadi karena adanya pandangan mengenai liberalisme, humanisme, rasionalisme, dan materialisme. Ketika itu, gereja dianggap terlalu mencampuri segala macam kepentingan.
Dari situ paham ekonomi kapitalisme mulai terbentuk. Hal itu terjadi karena gereja dianggap terlalu membatasi umatnya untuk mendulang keuntungan karena gereja menganggap segala keuntungan mereka adalah milik mereka.
Setelah dominasi gereja runtuh, masyarakat pun mulai memiliki kebebasan untuk menimbun kekayaan. Masyarakat mulai mengubah sektor usahanya dari agribisnis ke industri. Kemudian, munculah tokoh ekonomi bernama Adam Smith yang diklaim menjadi pencetus ideologi kapitalisme.
Adam Smith menilai bahwa masyarakat seharusnya diberi kebebasan untuk berusaha dalam persaingan tanpa adanya intervensi dari pemerintah. Sejak saat itu, paham kapitalisme pun mulai muncul sampai masuk ke bidang ekonomi.
Ada beberapa ciri-ciri yang dapat diidentifikasi terkait untuk mengetahui sistem ekonomi kapitalis. Sistem itu antara lain:
Self Interest maksudnya adalah mementingkan diri sendiri. Jadi masyarakat memiliki kebebasan penuh untuk melakukan persaingan bisnis untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya. Jadi kegiatan ekonomi bertujuan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan individu.
Di sistem ekonomi kapitalis, rakyat akan dibebaskan menimbun kekayaan tanpa harus memikirkan kondisi orang lain.
Sistem ekonomi kapitalis memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk melakukan kegiatan ekonomi, tanpa intervensi dari pemerintah. Pemerintah di sini hanya sebatas fasilitator kegiatan ekonomi sehingga masyarakat dengan bebas melakukan kegiatan ekonomi.
Pasar bebas maksudnya adalah pelaku bisnis atau usaha dapat dengan bebas melakukan persaingan di pasar. Jadi para pelaku bisnis dapat menawarkan produknya dengan cara apapun dan konsumen dapat membeli sesuatu yang cenderung menguntungkan mereka sendiri.
Dalam sistem ekonomi kapitalis, harga menjadi penentu keseimbangan antara permintaan dan penawaran yang ada di pasar. Pemerintah tidak dapat melakukan ikut campur ketika ada penurunan harga yang rendah, karena nantinya harga akan seimbang secara alami dengan sendirinya.
Seperti yang telah dijelaskan bahwa pemerintah atau negara dalam sistem ekonomi kapitalis hanya berperan sebagai fasilitator, bukan ikut campur dengan cara pembuatan kebijakan. Negara hanya fokus mengawasi kelancaran kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat.
Ada banyak sekali negara yang menganut sistem ekonomi kapitalis, di antaranya adalah:
Dan masih banyak lagi negara yang menganut sistem ekonomi kapitalis
Terdapat dampak positif dan negatif dari penerapan sistem ekonomi kapitalis, di antaranya adalah
Karena dasar dari sistem ekonomi kapitalis adalah memberikan kebebasan kepada masyarakat sepenuhnya, maka tentunya masyarakat akan terdorong untuk hidup mandiri dan kreatif untuk memperjuangkan hidupnya sendiri.
Bagi negara, sistem ekonomi kapitalis juga dapat mendorong aktivitas ekonomi yang maksimal karena adanya persaingan bebas.
Keberadaan persaingan bebas itu akan memicu munculnya harga yang cenderung wajar.
Kesejahteraan masyarakat dapat meningkat dengan penerapan sistem ekonomi kapitalis karena sistem ini sangat mengedepankan hak milik perseorangan.
Hak perseorangan selain dapat mensejahterakan masyarakat itu sendiri, tetapi juga dapat membuat masyarakat lebih individualis. Hal itu terjadi karena masyarakat akan cenderung menimbun kekayaan secara maksimal untuk dirinya sendiri.
Kesenjangan antara si kaya dan si miskin dapat terjadi karena pada sistem ekonomi kapitalis, yang dapat meraup kekayaan secara maksimal adalah orang yang memiliki modal saja. Jika tidak memiliki modal maka tidak akan bisa ikut di dalam persaingan dalam mendapatkan keuntungan.
Indonesia meskipun tidak menganut sistem ekonomi kapitalis, tetapi ada beberapa contoh nyata mengenai keberadaan sistem ekonomi kapitalis. Misalnya adalah makin maraknya keberadaan supermarket dan mall di kota-kota besar.
Jenis pasar modern ini menawarkan kenyamanan dan keamanan bagi konsumen dalam proses berbelanja. Kondisi itu membuat masyarakat berbondong-bondong untuk membelanjakan uangnya di mall dan supermarket. Hal itu terjadi karena pasar tradisional tidak menawarkan keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat. Hasilnya pun pasar tradisional perlahan mulai tergusur.
Untuk menyaingi pasar modern, pasar tradisional kemungkinan akan sulit karena modal yang dibutuhkan lebih banyak.
Dari penjelasan mengenai sistem ekonomi kapitalis di atas, sebagai generasi penerus harus bisa berinovasi dan meningkatkan kekreatifan dalam bisnis. Hal ini dapat dipelajari di Sampoerna University melalui Program Studi Kewirausahaan. Di dalam program studi ini, mahasiswa akan dibekali berbagai wawasan dan pengetahuan mengenai berwirausaha melalui berbagai program.
Salah satu program rutin yang diselenggarakan ialah program CEO Talks dan Founders in Action di mana para pengusaha sukses di Indonesia akan berbagai tantangan dan kesuksesan mereka dengan komunitas universitas.
Referensi
Tirto.id – Sistem ekonomi kapitalis