Edukasi,
Dalam dunia perkuliahan, khususnya mata kuliah praktikum, akan ditemui sebuah kegiatan yang dinamakan responsi. Responsi adalah sebuah bentuk pembelajaran di perguruan tinggi dengan bimbingan oleh dosen atau asisten dosen dengan latihan soal, diskusi, maupun kegiatan lainnya.
Nama responsi memang bisa dibilang asing bagi mahasiswa baru, karena responsi adalah satu dari beberapa hal yang tak mereka temui dalam jenjang pendidikan sebelumnya.
Akan tetapi, tak perlu khawatir, responsi adalah salah satu hal yang mudah dimengerti dan dijalani, jika kita sudah mengenal apa itu responsi. Mari simak dalam penjelasan berikut!
Jadi sebenarnya, apa itu responsi? Responsi artinya secara singkat adalah ujian yang diberikan oleh dosen maupun asisten dosen dalam bentuk lisan ataupun tulisan kepada praktikan. Responsi praktikum adalah responsi yang dilakukan dalam mata kuliah praktikum, dengan responsi biasanya memang khusus sebagai bentuk sebutan ujian untuk mata kuliah praktikum.
Bagi mahasiswa yang mengambil jurusan yang tak memiliki mata kuliah praktikum, biasanya mereka tak mendapatkan ujian responsi. Artinya, mahasiswa yang mengambil jurusan di bidang Saintek biasanya memang akrab dengan namanya responsi.
Sedangkan mahasiswa dari bidang lain, mungkin tak akan mendapatkan responsi dalam perkuliahan karena tak adanya mata kuliah praktek selama kuliah. Responsi adalah bentuk pembelajaran yang terstruktur, harus dipimpin oleh dosen maupun asisten dosen, dengan ujian responsi dilakukan dalam waktu yang ditentukan oleh mereka.
Banyaknya ujian responsi biasanya tergantung dari jumlah SKS mata kuliah praktikum tersebut. Selain itu, ada dosen yang memberikan responsi setiap setelah praktikum, ada pula yang menunggu hingga beberapa praktikum baru melakukan ujian responsi.
Ada juga dosen ataupun asisten dosen yang melakukan responsi sebelum praktikum dimulai sebagai pre-test untuk mahasiswa yang mengikuti mata kuliah tersebut.
Ada banyak tujuan yang ingin diraih perguruan tinggi melalui diadakannya responsi untuk mahasiswa. Dengan responsi, mahasiswa bisa mencoba untuk memecahkan soal dan masalah-masalah yang sebelumnya belum mereka kuasai.
Selain itu, mahasiswa kemudian diharapkan bisa berkembang dalam mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan mata kuliah tersebut. Responsi adalah cara perguruan tinggi untuk membantu mahasiswa melalui proses asimilasi dengan materi kuliah yang diajarkan.
Selain itu, mahasiswa juga akan mendapatkan pengalaman dan pemahaman untuk kemudian bisa bersiap menghadapi ujian, entah itu Ujian Tengah Semester (UTS) dan juga Ujian Akhir Semester (UAS).
Responsi juga sebagai bentuk validasi yang dilakukan oleh dosen maupun asisten dosen tentang tingkat pemahaman mahasiswa atas materi praktikum yang sudah mereka coba sebelumnya ataupun praktikum yang hendak mereka kerjakan.
Selain ujian dengan soal-soal, responsi juga bisa dalam bentuk laporan, diskusi, ataupun kegiatan-kegiatan lain yang dipimpin langsung oleh dosen atau asisten dosen.
Bimbingan langsung atau mentoring ini juga bertujuan agar mahasiswa semakin paham tentang materi praktikum yang disampaikan dalam mata kuliah tersebut, entah lewat soal, diskusi, ataupun kegiatan lainnya.
Bagaimana teknis responsi diatur oleh perguruan tinggi masing-masing, bahkan dalam satu perguruan tinggi, setiap fakultas kadang memiliki aturan bagaimana responsi itu dikerjakan. Meski begitu, secara garis besar, sistem responsi dibagi menjadi dua: lisan dan tulisan.
Responsi lisan dilakukan dengan memberikan pertanyaan langsung dari dosen maupun asisten dosen kepada mahasiswa.
Hal ini tujuannya adalah apabila ada kesalahan yang terjadi dari jawaban mahasiswa, dosen ataupun asisten dosen bisa langsung membenarkan. Kadang, ada responsi yang juga langsung melibatkan mahasiswa dengan praktik langsung dalam mata kuliah tersebut.
Sedangkan responsi tertulis diadakan seperti ujian tulis, biasanya untuk praktikum yang tak memiliki banyak materi, sehingga mahasiswa dianggap bisa memahami keseluruhan materi praktikum tanpa harus melalui responsi lisan maupun praktik langsung.
Soal-soal yang ditanyakan biasanya berasal dari praktikum yang sudah atau hendak mahasiswa lakukan dalam mata kuliah tersebut.
Responsi dibuat oleh dosen dan juga asisten dosen yang bertugas dalam mata kuliah praktikum tersebut. Meski berbeda-beda di setiap kampus, tetapi secara garis besar cara membuat responsi tak jauh beda.
Jika dibuat oleh asisten dosen, materi praktikum beserta soal-soal responsi biasanya harus dilaporkan kepada dosen pengampu yang aslinya bertugas dalam mata kuliah tersebut. Begitu juga dengan hasil responsi mahasiswa yang harus dilaporkan ke dosen sebagai salah satu dasar untuk menentukan nilai mahasiswa dalam mata kuliah praktikum tersebut.
Nilai responsi ini kemudian bisa dikompilasikan dengan nilai kegiatan-kegiatan lain untuk menentukan nilai akhir mahasiswa dalam mata kuliah praktikum yang mereka ikuti tersebut. Dalam penyusunan responsi, hal pertama yang harus diperhatikan adalah, penyusunan soal responsi sebaiknya disusun urut dan sistematis dari praktikum yang sudah dilaksanakan.
Soal-soal ini harus mencakup dari semua praktikum yang sudah dilakukan dan memenuhi kriteria dari tujuan masing-masing praktikum yang dilakukan.
Selain itu, ada baiknya memberikan jawaban dari soal-soal praktikum setelah ujian responsi berakhir, dengan harapan mahasiswa mengetahui kesalahan mereka dan tak terulang dalam praktikum selanjutnya, di dalam maupun luar kampus.
Baca juga: Karya Ilmiah Populer: Arti, Jenis, Struktur, dan Contoh
Dalam perkuliahan, bentuk responsi bisa bermacam-macam. Contoh responsi yang kerap diberikan dosen ataupun asisten dosen adalah ujian lisan. Bentuk ujian lisan juga bermacam-macam, bisa diberikan pertanyaan langsung, yang artinya mahasiswa hanya tinggal menjawab pertanyaan tersebut.
Selain itu, ada pula yang bentuknya diskusi grup, ataupun praktik langsung di hadapan dosen atau asisten dosen, artinya mahasiswa tinggal mengikuti aturan yang diberikan. Untuk ujian responsi tertulis, jika berupa soal-soal, praktikan hanya tinggal menjawab sesuai praktikum yang sudah mereka lakukan sebelumnya.
Sedangkan jika dosen atau asisten dosen meminta responsi dalam bentuk laporan, biasanya laporan responsi ditulis dalam tiga bagian. Tiga bagian ini terdiri dari Bab I Pendahuluan, Bab II Tinjauan Pustaka, dan Bab III Isi dan Pembahasan.
Tentunya bagian-bagian ini tidak pasti dan bentuknya berbeda tergantung perguruan tinggi, jurusan, mata kuliah, dan juga dosen atau asisten dosen yang mengampu, dari mata kuliah praktikum yang diambil oleh mahasiswa tersebut.
Demikian penjelasan tentang apa itu responsi, responsi praktikum, dan contoh responsi praktikum. Di Sampoerna University, dosen yang mengampu sangat mendukung perkembangan mahasiswanya. Ini terlihat dengan penerapan standar pendidikan Amerika Serikat yang menawarkan program akademik dengan konteks Indonesia.
Selain itu, Sampoerna University mempersiapkan mahasiswanya agar tidak hanya unggul di tingkat sarjana namun juga menjadi lulusan yang memiliki kemampuan lebih dalam berpikir, melakukan, dan tumbuh ke tingkat yang lebih tinggi.
Dapatkan informasi terkait program yang ada di Sampoerna University dengan mengisi data dibawah ini dan team kami akan siap melayani.
[formidable id=8]
Referensi
Quipper