Artikel,
Artikel - FOB,
Edukasi,
Jika suatu pertumbuhan ekonomi negara mengalami penurunan dengan tanda banyaknya pelemahan pada jual produk domestik bruto (PDB) selama dua kuartal secara berturut maka kondisi ini disebut dengan resesi. Resesi adalah kondisi di mana tingkat pengangguran,penurunan penjualan produk ritel dan kontradiksi pendapatan manufaktur secara bergantian muncul.
Resesi juga disebut dengan melambatnya besaran kegiatan ekonomi dengan tanda penurunan secara signifikan kegiatan yang termasuk dalam ekonomi secara signifikan dalam tempo waktu beberapa bulan. Biasanya yang terjadi di suatu negara, kondisi yang termasuk dalam resesi ini muncul selama tiga bulan dan bisa lebih dari ini pada umumnya.
Apa itu resesi diartikan sebagai penurunan aktivitas kegiatan ekonomi yang terjadi secara signifikan dalam waktu yang lama dan stagnan. Kondisi ini biasanya dimulai berbulan-bulan hingga bertahun-tahun, mengingat resesi sangat erat kaitannya dengan guncangan besar-besaran dalam kegiatan ekonomi, hal ini juga sesuai dengan pendapat para ahli.
Mereka menegaskan bahwa resesi ekonomi adalah kondisi yang muncul ketika suatu negara mengalami kenaikan dalam jumlah pengangguran, turunnya produk ritel hingga produk domestik bruto yang negatif dan guncangan pendapatan serta manufaktur dalam jangka waktu yang cukup lama, meskipun ada pertumbuhan ekonomi namun nilainya negatif selama dua kuartal berturut.
Suatu kondisi di mana proses peningkatan nilai harga suatu produk secara terus menerus mengalami kenaikan, meskipun sesungguhnya inflasi bukan hal yang buruk. Namun jika kondisi ini berlangsung secara berlebihan, maka akan masuk dalam kategori berbahaya dan bisa membawa dampak arti resesi.
Deflasi bisa memberi dampak yang lebih buruk, suatu kondisi yang membuat harga menurun dari waktu ke waktu hingga membuat upah bagi para pekerja semakin mengecil hingga membuat adanya penekanan terhadap harga. Meski begitu dampak deflasi lebih dirasakan oleh para pengusaha, jika berhenti mengeluarkan uang maka dampaknya adalah kerusakan ekonomi.
Munculnya investor panik dalam jumlah yang banyak, kondisi ini ditandai dengan ramai-ramainya mereka menjual saham untuk kemudian memicu resesi. Bisa disebut sebagai kegembiraan irasional, adanya penggelembungan pasar saham dan real estate. Hingga akhirnya gelembung tersebut pecah dan muncul kepanikan hingga menghancurkan pasar.
Kondisi ini memicu masalah ekonomi yang serius hingga membuat terjadinya resesi, mulai dari hutang menumpuk pada individu dan juga perusahaan. Hutang yang secara otomatis membuat dana pelunasan melambung tinggi, biaya pelunasan ini lama kelamaan akan meningkat dan bahkan membuat individu atau perusahaan gagal melakukan pembayaran.
Teknologi yang berkembang tak hanya membawa manfaat besar, tetapi juga dampak negatif berupa terjadinya resesi. Seperti halnya di abad ke-19, gelombang peningkatan teknologi membuat banyak perusahaan berhemat untuk menggunakan tenaga kerja. Revolusi industri yang kemudian membuat semua profesi seolah menjadi klasik hingga memicu resesi.
Di tahun 2008-2009, krisis melanda Eropa dan membuat sebanyak 17 negara di benua tersebut mengalami masa resesi. Termasuk Prancis, Spanyol, Irlandia, Portugal, Yunani hingga Italia, setelah itu giliran salah satu negara ASEAN, Thailand yang mengalami resesi setelah penurunan kegiatan ekonomi selama dua kuartal berturut dan produk bruto domestik semakin terjun bebas.
Konsumsi dan produksi menjadi dua hal yang sangat berkaitan dalam dunia pertumbuhan ekonomi, namun ketika keduanya tak seimbang akan memunculkan masalah dalam siklus ekonomi. Tingginya produksi tak dibarengi dengan konsumsi sehingga membuat adanya penumpukan pada stok barang yang sudah diproduksi.
Pertumbuhan ekonomi adalah indikasi yang digunakan untuk melihat suatu negara mengalami resesi atau tidak. Jika pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan, maka kondisi ekonomi negara tersebut kuat dan sebaliknya. Apabila mengalami penurunan, maka dipastikan jika kondisi ekonomi suatu negara tersebut sedang dalam masalah.
Negara yang tak mampu memproduksi salah satu kebutuhan pokok mereka, dipaksa harus melakukan impor barang dari negara lain. Sementara negara dengan kelebihan produk, akan melakukan ekspor ke negara yang membutuhkan. Namun jika nilai impor lebih besar ketimbang ekspor, bisa dipastikan negara tersebut akan mengalami resesi.
Melonjaknya harga komoditas hingga tak lagi terjangkau oleh semua kalangan masyarakat, khususnya dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah tentu membuat kondisi ekonomi suatu negara tersebut memburuk. Karena tidak diikuti dengan daya beli oleh masyarakat, alih-alih menghabiskan untuk mencukupi saja tak mampu.
Jika bermunculan banyak orang tanpa pekerjaan di suatu daerah, negara atau resesi dunia bisa dipastikan sedang tidak baik-baik saja. Kegiatan ekonomi yang stabil tentu membutuhkan banyak tenaga kerja yang diserap, namun jika daerah atau negara tak mampu menyediakan lapangan pekerjaan maka bukan tidak mungkin kondisi resesi sedang terjadi.
Baca juga: Biaya Eksplisit dan Implisit Beserta Contoh dan Perbedaannya
Jumlah pengangguran yang semakin meningkat menjadi dampak yang paling terasa, kondisi yang membuat pemerintah dituntut untuk segera menemukan solusi dalam mengakhiri resesi. Salah satunya pembukaan lapangan pekerjaan guna menyerap tenaga kerja, namun di sisi lain pinjaman pemerintah juga akan membengkak karena adanya usaha dalam pembangunan.
Dampak paling membahayakan resesi adalah membuat bisnis suatu perusahaan bangkrut, berbagai faktor menjadi pemicunya. Kondisi yang membuat negara mengalami penurunan pendapatan, setelah itu memicu efek domino terhadap aktivitas dan kehidupan ekonomi bagi para pekerjanya. PHK menjadi hal paling biasa dalam kondisi seperti ini.
Pemutusan hubungan kerja (PHK) menjadi momok menakutkan bagi para pekerja, jika kondisi resesi dialami oleh negara. Kondisi ini memicu adanya pengangguran, dan jika PHK dilakukan secara besar-besaran maka bisa jadi faktor utama pemicu suatu negara mengalami resesi muncul. Menakutkannya lagi pengangguran ancam tatanan sosial dan kehidupan berbangsa.
Belanja secara besar-besaran harus dilakukan pemerintah, hal ini merupakan langkah pertama dalam mengantisipasi adanya resesi. Karena nantinya permintaan dalam negeri akan meningkat dan membuat aktivitas usaha berjalan, hal ini membuat guncangan ekonomi karena efek domino akibat kondisi tertentu bisa dicegah dengan sangat baik.
Sektor ini menjadi pihak paling terdampak, seperti salah satunya saat pandemi Covid-19 melanda dunia. Berbagai program bantuan agar UMKM tetap hidup harus dilakukan pemerintah, semata-mata agar kegiatan ekonomi yang dilakukan di sektor ini tidak terhenti atau bahkan mati karena tergerus kondisi.
Penyaluran dana di perbankan, setelahnya disalurkan kembali dengan skala dana yang lebih besar kepada masyarakat. Salah satunya dapat berbentuk pinjaman, lewat korporasi padat karya dalam rangka pemulihan kegiatan ekonomi secara nasional. Fasilitas ini ditujukan pada para pelaku usaha korporasi di sektor ekspor padat karya dan jumlah karyawan minimal 300 orang.
Demikian penjelasan mengenai resesi ekonomi yang bisa terjadi pada negara mana pun, pemahaman resesi yang lebih mudah dimengerti lewat jurnal Sampoerna University. Mulai dari pengertian, penyebab adanya resesi, dampak yang ditimbulkan hingga langkah pencegahan yang harus dilakukan agar terhindar dari resesi.
Sampoerna University menerapkan kurikulum berstandar internasional, termasuk pada Fakultas Bisnis. Bersama para mahasiswa, membangun personal dengan keterampilan luar biasa tak hanya untuk bersaing di dalam negeri. Lulusan Sampoerna Academy juga akan dibekali guna bisa bersaing di sektor ekonomi global luar negeri.
Referensi
Wikipedia – Resesi adalah