Artikel,
Artikel - FOB,
Edukasi,
Di dalam setiap bisnis, tentunya diperlukan inovasi-inovasi yang mutakhir agar bisa tetap bertahan di dalam persaingan yang kian ketat saat ini. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk bisa bersaing adalah dengan strategi diversifikasi produk. Tanpa kita sadari, sebenarnya sudah banyak sekali produk-produk yang melakukan strategi diversifikasi produk itu sendiri. Lantas, apa itu diversifikasi produk?
Diversifikasi produk merupakan salah satu bentuk dari strategi pengembangan produk. Jadi maksud dari diversifikasi produk yaitu untuk membuka lini produk baru supaya lebih beragam untuk mendapatkan target pasar yang baru juga.
Diversifikasi produk juga dilakukan sebagai antisipasi apabila satu produk yang biasa dijual sudah tidak memiliki nilai di mata konsumen. Dengan kata lain, diversifikasi produk dilakukan supaya satu merek tidak hanya bergantung pada satu produk saja.
Sebenarnya, salah satu faktor pendukung dalam melakukan diversifikasi produk ialah untuk menyesuaikan produk agar sesuai dengan apa yang diminta oleh konsumen.
Seperti yang telah dijelaskan bahwa sebenarnya alasan utama dari diversifikasi produk adalah supaya tidak bergantung pada satu lini bisnis. Namun demikian, ada faktor-faktor lain yang mendorong terjadinya diversifikasi produk, di antaranya adalah:
Setiap bisnis pasti memiliki risiko seperti masalah produk, persaingan kompetitor, sampai cara pendistribusiannya. Dengan adanya diversifikasi produk, kekhawatiran suatu bisnis terhadap risiko-risiko tersebut akan terminimalisir karena masih ada ‘cadangan’ produk lainnya untuk dipasarkan.
Seiring dengan perkembangan zaman, setiap bisnis tentunya harus mampu beradaptasi. Sebab, jika tidak mampu beradaptasi, kemungkinan bisnis itu tidak akan mampu bertahan dengan terjangan zaman.
Di sinilah peran diversifikasi produk diperlukan, jadi suatu bisnis dapat membuat lini produk baru apabila produk yang sudah ada sudah tidak relevan dengan zaman.
Diversifikasi produk juga dapat meningkatkan daya saing di tengah makin ketatnya persaingan bisnis. Dengan adanya diversifikasi produk, suatu bisnis akan mempunyai ruang gerak lainnya di saat persaingan antar produk serupa kian tak terbendung.
Diversifikasi produk terkadang juga dilakukan supaya bisa memberikan nilai tambah terhadap suatu produk. Jadi di mata konsumen merek akan terasa lebih meyakinkan ketika memiliki lini bisnis lainnya.
Monopoli adalah kondisi ketika bisnis tidak memiliki pesaing yang serupa. Jadi dengan adanya diversifikasi produk dapat memberikan persaingan-persaingan agar konsumen juga memiliki alternatif.
Salah satu tujuan diversifikasi produk adalah untuk memenuhi ambisi dari petinggi yang ada di balik suatu produk. Ketika ambisi itu berhasil maka jangkauan mereka pun akan semakin luas.
Terdapat dua jenis diversifikasi produk, yaitu:
Diversifikasi produk jenis horizontal berarti adalah pembedaan produk, tetapi tidak jauh berbeda dengan produk sebelumnya. Maksudnya adalah lini produk baru yang dibuat masih sejenis, tetapi hanya beda ukuran, merk, dan target pasarnya.
Misalnya ketika produk minuman jus buah membuat jenis minuman baru, yakni minuman berenergi. Dari dua produk itu sebenarnya sama-sama minuman, tetapi tentunya pasti pasar dari minuman berenergi akan berbeda dengan jus buah, meskipun pasti ada irisan pasarnya.
Diversifikasi Vertikal adalah pembedaan produk dengan fungsi yang berbeda, tetapi masih saling berkaitan atau bisa saling melengkapi. Misalnya adalah ketika ada produk susu yang mempunyai produk perangkat keras komputer. Umumnya produk perangkat keras komputer awalnya menjual satu lini produk, yakni prosesor. Namun, pada perkembangannya mereka mengembangkan bisnis dengan memproduksi memori, motherboard, dan lain sebagainya.
Strategi konglomerasi ini merupakan strategi diversifikasi produk dengan cara memproduksi barang yang tidak memiliki kaitan sama sekali dengan produk sebelumnya. Strategi ini dilakukan untuk mengembangkan sayap karena ada peluang dan nilai investasi yang dinilai menarik.
Contohnya adalah produk yang awalnya hanya membuat barang seperti komputer, tetapi untuk mengikuti perkembangan kemudian membuat handphone.
Rebranding dilakukan dengan cara membuat produk yang sama, tetapi dengan citra yang berbeda. Salah satu contoh dari diversifikasi produk dalam rebranding adalah Indomie yang sudah memasarkan produk mie instan, tetapi untuk dapat menjangkau target pasar menengah ke atas, Indomie kemudian merilis Indomie Premium Collection.
Repricing adalah membuat lini produk baru sejenis, tetapi harganya dibuat berbeda. Cara repricing ini juga dilakukan untuk menjangkau pasar yang umumnya lebih ke menengah ke bawah.
Penggantian nama dilakukan supaya produk yang sudah ada bisa lebih relevan dengan konsumennya. Misalnya seperti produk-produk yang di luar ke luar negeri. Umumnya namanya akan disesuaikan dengan bahasa negara setempat.
Pengemasan ulang dilakukan dengan cara membuat kemasan suatu produk dengan berbeda. Hal itu banyak dilakukan oleh produk-produk seperti makanan, minuman, dan alat mandi.
Ekstensi produk ini sebenarnya adalah diversifikasi produk paling sering dijumpai. Jadi suatu produk memiliki varian lain seperti rasa, warna, dan fitur yang berbeda-beda menyesuaikan selera dari para konsumen.
Diversifikasi produk ini dilakukan dengan memberikan variasi dalam hal ukuran. Jadi misalnya seperti produk handphone yang dibuat sama, tetapi ada yang ukurannya berbeda.
Meski pada dasarnya tujuan dari diversifikasi produk untuk hal-hal yang berkaitan dengan keuntungan. Namun, sebenarnya untuk melakukan produk harus memperhatikan risiko-risiko yang dihasilkannya. Risiko itu antara lain:
Salah satu hal yang bisa saja dikorbankan dari diversifikasi produk adalah merek itu sendiri. Citra merek yang selama ini dibangun bisa saja menjadi rusak karena adanya diversifikasi itu. Rusak di sini artinya adalah para konsumen akan bingung dengan produk yang sebelumnya sudah dikenal. Oleh sebab itu, perlu adanya riset mendalam ketika akan mengubah citra merek yang sudah dibangun selama ini agar efeknya justru tidak fatal.
Contohnya adalah ketika merek pakaian yang awalnya dibangun citra premium, kemudian merilis pakaian yang harganya lebih terjangkau. Hal tersebut berpotensi membuat citra premium dari merek tersebut akan hilang.
Dengan adanya diversifikasi produk tentunya akan ada pula perubahan-perubahan yang harus disesuaikan karena adanya produk baru. Proses produksi yang biasanya sudah berjalan, bisa jadi akan terganggu dengan adanya produksi produk baru, misalnya dari segi jumlah karyawan, biaya operasional, sampai kapasitas produksi.
Namun demikian, hal ini sebenarnya bisa diantisipasi apabila sudah dilakukan analisis yang mendalam dan mempersiapkan sarana dan prasarana yang ada.
Apple sebenarnya pada awalnya adalah produsen komputer yang diberi nama Mac. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, Apple kemudian memulai lini bisnis baru, yaitu handphone lewat iPhone. Selain handphone, Apple juga sempat merilis produk seperti earphone, mp3 player, sampai gantungan kunci.
Bisa dibilang, diversifikasi produk yang dilakukan oleh Apple ini berjalan cukup sukses karena mereka mampu mempertahankan citra merek mereka di semua produknya. Meskipun seluruh lini produknya berbeda tetapi faktor yang membuat keberhasilan Apple adalah adanya keterkaitan antara satu gadget dengan lainnya, sehingga mereka secara tidak langsung memaksa para konsumennya untuk membeli penunjang gadgetnya yang bermerek Apple juga.
McDonalds adalah contoh diversifikasi produk makanan sejak lama, seperti diketahui McD pada awalnya hanyalah produk makanan cepat saji berupa burger saja, tetapi pada perkembangannya McD kemudian juga membuat ayam goreng, es krim, sampai nugget.
Ketika datang ke Indonesia, McD juga menyesuaikan produknya dengan karakter di Indonesia, yaitu dengan menambahkan nasi putih di dalam paket makanannya.
Di Indonesia, McD ini juga bisa dibilang citra merek awalnya rusak, karena pada awalnya McD dikenal sebagai penjual burger cepat saji, tetapi saat ini mungkin McD lebih identik dalam menjual ayam goreng cepat saji.
Kendati demikian, McD juga sukses dengan diversifikasi produknya saat ini, mereka membuat varian-varian unik yang menjadi ciri khas makanan di Indonesia di dalam produk makanannya.
Demikian pembahasan mengenai diversifikasi produk. Untuk memperdalam topik ini, Sampoerna University menyediakan salah satu program studi Kewirausahaan. Program studi ini tentunya akan membantu mahasiswa Sampoerna University untuk mendapatkan wawasan dan insight mengenai bisnis. Selain itu, dengan rutinnya program CEO Talks dan Founders in Action dapat membantu lulusan Sampoerna University meniti karier sebagai pengusaha, intrapreneur, manajer produk, dan lain sebagainya.
Referensi
Populix – Diversifikasi Produk Adalah