Artikel,
Artikel - FAS,
Artikel - FOB,
Artikel - FOE,
Edukasi,
Di dalam suatu penelitian yang dituliskan di karya tulis ilmiah terdapat istilah yang dinamakan dengan kerangka berpikir. Kerangka berpikir di dalam penelitian umumnya akan disajikan dengan bentuk visual berupa bagan yang menunjukkan mengenai bagian-bagian penting pada penelitian. Contoh kerangka berpikir yang paling sering digunakan di dalam penelitian sangat beragam.
Berikut adalah penjelasan mengenai kerangka berpikir dan contohnya.
Kerangka berpikir adalah suatu dasar pemikiran yang mencakup penggabungan antara teori, fakta, observasi, serta kajian pustaka, yang nantinya dijadikan landasan dalam melakukan menulis karya tulis ilmiah. Karena menjadi dasar, kerangka berpikir ini dibuat ketika akan memaparkan konsep-konsep dari penelitian.
Kerangka berpikir juga bisa dibilang sebagai visualisasi dalam bentuk bagan yang saling terhubung. Dengan bagan itu dapat dikatakan bahwa kerangka berpikir adalah suatu alur logika yang berjalan di dalam suatu penelitian. Namun, kerangka berpikir ilmiah juga bisa dibuat dalam bentuk poin-poin yang sesuai dengan variabel. Adapun variabel terbagi menjadi dua yaitu variabel terikat (dependen) dan variabel bebas (independent)
Jadi secara umum contoh kerangka berpikir adalah alur dari suatu permasalahan yang ingin dipaparkan di dalam karya tulis ilmiah. Mulai dari awal hingga akhir.
Sugiyono mengatakan bahwa kerangka berpikir adalah suatu model konseptual yang digunakan sebagai landasan teori yang terkait dengan faktor-faktor dalam penelitian.
Menurutnya, suatu penelitian membutuhkan kerangka berpikir agar bisa menjelaskan secara teoritis, dan dapat menjelaskan alasan adanya hubungan antara variabel.
Menurut Sapto Haryoko, kerangka berpikir adalah suatu penelitian yang menggunakan dua variabel atau lebih dalam prakteknya. Sehingga kerangka berpikir itu berisi mengenai variabel-variabel yang akan dibahas di dalam penelitian. Variabel iu lantas dijelaskan di dalam tulisan.
Menurut Polancik, kerangka pemikiran adalah suatu diagram yang dijadikan sebagai gambaran alur logika dari tema yang akan ditulis dalam penelitian. Dari diagram itu akan terlihat hubungan-hubungan dari variabel.
Kerangka berpikir menurut Polancik dituliskan berdasarkan rumusan masalah pada penelitian atau pertanyaan pada penelitian. Pertanyaan-pertanyaan itu yang nantinya dijadikan penghubung antar konsep.
Suriasoemantri mengatakan bahwa kerangka berpikir adalah penjelasan untuk memaparkan menyusun semua gejala yang ada di dalam suatu penelitian untuk diselesaikan sesuai kriteria yang telah dibuat.
Ada beberapa tahapan yang bisa digunakan sebagai acuan untuk merumuskan kerangka berpikir. tahapan itu antara lain
Tahap pertama dalam pembuatan kerangka berpikir penelitian adalah mencari variabel dari penelitian. Variabel sendiri merupakan suatu pengelompokan terhadap dua atau lebih atribut di dalam penelitian. Atribut dalam konteks ini maksudnya seperti usia objek penelitian, wilayah, tingkat pendidikan, dan lain sebagainya.
Bagi para mahasiswa yang baru pertama kali menyusun penelitian, maka variabel bisa dilihat dari judul, sebab judul akan selalu memuat variabel penelitian.
Setelah variabel diketahui, tahap selanjutnya adalh mencari tahu hubungan antar variabel di dalam penelitian. Seperti yang telah dijelaskan bahwa setiap penelitian akan selalu memuat minimal dua variabel yang saling berkaitan.
Variabel itu harus saling berhubungan agar bisa mendapatkan hasil penelitian yang diinginkan. Hubungan antar variabel dapat ditentukan sesuai dengan hubungan langsung yang ada di lapangan.
Setelah variabel diidentifikasi dan saling berkaitan, selanjutnya adalah mencari literatur dan referensi yang terbukti hasilnya relevan agar topik yang akan diangkat semakin kuat.
Literatur atau referensi yang diambil bisa dalam berbagai macam bentuk seperti buku, jurnal ilmiah, hasil wawancara, laporan pemerintah, sampai hasil wawancara.
Dari situ literatur dibaca dan dipahami apakah sudah sesuai dengan konsep dari penelitian yang akan dilakukan.
Setelah literatur ditemukan dan dinilai sesuai dengan penelitian, selanjutnya adalah membuat argumen yang bersifat teoritis. Maksudnya adalah memaparkan pendapatnya yang logis dan kuat sesuai dengan data-data literatur yang telah dibaca sebelumnya.
Seperti diketahui, suatu penelitian harus menggunakan teori untuk dapat menguatkan topik dari penelitian. Selain itu, teori juga digunakan supaya pendapat dari penulis bisa kuat dan tidak terkesan asal bicara.
Sebab salah satu ciri khas dari penelitian adalah bisa dipertanggungjawabkan dan tidak asal-asalan. Dengan ada landasan teori yang kuat, maka penelitian pun juga akan semakin meyakinkan.
Setelah semua topik dan variabel dibahas dengan menggunakan literatur yang telah dipilih, selanjutnya peneliti dapat menarik kesimpulan terkait dengan topik yang akan dibahas. Kesimpulan itu menjelaskan bahwa topik memiliki landasan yang kuat untuk dibahas lebih lanjut.
Kesimpulan sebisa mungkin ditulis dengan singkat, padat, dan menjelaskan. Usahakan untuk hindari penjelasan yang berputar-putar atau bertele-tele.
Setelah semuanya sudah tersusun sesuai dengan tujuan penelitian selanjutnya adalah menggambarkan kerangka berpikir sesuai dengan penjelasan yang telah dipaparkan sebelumnya. Umumnya, kerangka berpikir berupa diagram atau bagan.
Dari visualisasi mengalir tersebut dapat dilihat bahwa setiap variabel memiliki hubungan yang saling terkait dan memaparkan teori yang menguatkan topik yang dipilih.
Kerangka berpikir secara umum terbagi menjadi tiga macam, yaitu:
Kerangka teoritis adalah jenis kerangka berpikir yang digunakan untuk menguraikan teori yang digunakan sebagai dasar untuk menjelaskan peristiwa yang ada di dalam penelitian.
Kerangka operasional adalah kerangka berpikir yang digunakan untuk menjelaskan variabel yang dipilih sesuai dengan topik penelitian. Kerangka jenis ini digunakan untuk memaparkan hubungan antar variabel.
Kerangka konseptual adalah jenis kerangka yang menjelaskan alur pemikiran terkait satu konsep dengan konsep lainnya untuk memberikan gambaran asumsi terkait dengan variabel yang diteliti. Kerangka konseptual cocok digunakan untuk asumsi teoritis.
Kerangka berpikir memiliki manfaat di dalam sebuah penelitian. Di antaranya adalah:
Berikut ini adalah salah satu contoh kerangka berpikir dalam bentuk bagan yang dipaparkan oleh Iwan Kuncara (2014) dalam bentuk bagan pada jurnal “Kreativitas Guru IPS dalam Menggunakan Media Pembelajaran di SMP Negeri se-Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman”.
Demikian pembahasan mengenai kerangka berpikir. Dengan mempelajarinya, akan mempermudah dalam menyusun penelitian. Hal ini tentu dipelajari di Sampoerna University. Mengingat, Sampoerna University mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi Indonesia dengan secara aktif menjalankan penelitian.
Penelitian ini tentu akan didukung dengan membentuk unit Center for Research and Community (CRCS) di bawah Kantor Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan (Vice Rector of Academic and Student Affairs /VRASA), untuk memfasilitasi dan mengelola kegiatan penelitian yang dilakukan.
Referensi
Kumparan – Contoh Kerangka Berpikir