Artikel,
Edukasi,
Dalam dunia pendidikan diketahui salah satu teori yang digunakan seseorang dalam belajar, teori kognitif menjadi salah satunya. Teori kognitivistik lebih menekankan bahwa belajar merupakan suatu proses yang terjadi dalam pikiran manusia. Meskipun pada dasarnya belajar adalah proses usaha yang melibatkan aktivitas mental dalam diri manusia itu sendiri.
Teori kognitif sangat umum dikaitkan dengan proses belajar, proses belajar terjadi karena adanya variabel penghalang dalam aspek-aspek kognisi seseorang. Aubusel dan Brunner merupakan pengembang dari tokoh ini, proses interaksi aktif dengan lingkungan dilakukan guna memperoleh suatu perubahan, bisa dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, tingkah laku hingga keterampilan.
Teori belajar kognitivistik mengakui pentingnya faktor individu dalam belajar tanpa mengesampingkan faktor ekternal, seperti lingkungan sehingga pengetahuan yang didapat bersifat non-objektif, untuk sementara waktu hingga selalu berubah. Dalam teori ini otak difungsikan sebagai alat mengintepretasi hingga munculnya makna yang unik.
Dalam teori ini juga mengenal konsep bahwa belajar merupakan hasil interaksi yang terus-menerus dari seseorang dan lingkungannya dalam melalui proses asimilasi dan akomodasi. Adanya teori ini, seorang siswa bisa memiliki pengetahuan dan pengalaman lebih luas dan hal itu akan dapat disimpan dalam ingatan mereka.
Teori kognivistik membuat siswa didik dilatih untuk berpikir secara cerdas ketika menyelesaikan masalah yang dihadapi. Pelajar dituntut untuk menggali pengetahuan secara mandiri, sesuai dengan penjelasan tokoh psikologi, Jean Piaget mengenai teori kognivitisme mengenai pentingnya menggunakan akal dan nalar saat belajar sesuatu.
Baca juga :Mengenal Multikulturalisme: Pengertian, Teori dan Karakteristik
Singkatnya kognitivistik adalah membuat peserta didik yang belajar tak hanya menghafal namun yang lebih penting adalah bagaimana seorang siswa menangkap makna dari proses pembelajaran yang sedang dilakukan. Hal itu membuat teori ini memiliki beberapa ciri khusus, berikut ini beberapa ciri dari aliran belajar kognitivistik.
Ciri khas dari teori kognitivistik adalah memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representatif yang mewakili objek tersebut ketika dihadirkan dalam diri seseorang. Bisa melalui tanggapan dan gagasan yang semuanya merupakan sesuatu bersifat mental. Jenis pengetahuan yang didapat oleh seorang siswa dalam penggunaan teori ini juga akan semakin luas.
Dalam arti kognitivistik, seseorang yang belajar memiliki kemampuan yang berbeda dan perbedaan itu bisa menimbulkan kesenjangan dari mereka. Disinilah dibutuhkan peran seorang guru yang bisa mengontrol dan membuat semua siswa berada dalam kondisi seimbang, meskipun guru selaku pembimbing tidak mampu mengontrol perbedaan yang muncul.
Setelah mengetahui apa pengertian dari teori kognitivistik, memahami kelebihan dan kekurangannya juga merupakan hal yang penting. Sebab, dengan begitu penerapan teori ini bisa lebih tepat sasaran.
Untuk lebih lengkapnya, simak ulasan mengenai kelebihan dan kekurangan kognitivistik di bawah ini.
Demikian pembahasan mengenai pengertian teori kognitivistik beserta aliran dan contoh aplikasinya. Ingin belajar lebih mendalam mengenai teori kognitivistik? Yuk belajar di Sampoerna University. Info lebih lanjut silahkan klik disini.
Referensi: