Artikel,
Artikel - FAS,
Edukasi,
Setiap organisasi tentunya memiliki kebiasaan-kebiasaan atau perilaku yang dilakukan untuk mencapai tujuannya. Kebiasaan itu umumnya akan membedakan antara satu organisasi dengan organisasi lainnya. Budaya organisasi adalah salah satu faktor terpenting seseorang akan tetap bertahan di organisasi tersebut atau tidak. Perkembangan organisasi salah satu berasal dari budaya yang ada didalamnya.
Apa itu budaya organisasi? Yuk simak penjelasannya dibawah ini.
Budaya identik dianggap sebagai ciri khas atau adat istiadat yang diyakini dan diterapkan oleh suatu suku tertentu. Namun, sebenarnya budaya tidak hanya berkaitan dengan suku, tetapi juga terdapat di dalam suatu organisasi. Sebutannya adalah budaya organisasi.
Organisasi sendiri adalah kumpulan orang dengan latar belakang yang berbeda, tetapi bergabung menjadi satu untuk mencapai tujuan bersama.
Sementara budaya organisasi adalah suatu sistem yang diyakini serta sikap yang berkembang di dalam sekelompok orang. Sikap-sikap bersama itu yang membedakan antara satu organisasi dengan organisasi lainnya.
Budaya organisasi juga dapat dimengerti sebagai ideologi, nilai, kepercayaan, dan sikap yang terdapat di dalam sekelompok orang dengan latar belakang yang berbeda. Budaya organisasi ini akan menentukan perkembangan di dalam suatu organisasi.
Menurut Edgar Schein, budaya organisasi adalah suatu pola asumsi dasar yang berkembang di dalam suatu kelompok. Hal itu dilakukan ketika sekelompok orang tengah melakukan adaptasi untuk mengatasi permasalahan internal dan eksternal dengan segala pertimbangan.
Cushway dan Lodge mendefinisikan budaya organisasi sebagai suatu sistem nilai yang dianut oleh sekelompok orang di dalam organisasi, dimana sistem itu akan mempengaruhi cara bekerja, perilaku, dan aktivitas.
Nawawi menjelaskan budaya organisasi sebagai kepercayaan dan nilai yang dijadikan pedoman yang dipegang oleh semua anggota organisasi dengan tujuan menjalankan kegiatan organisasi.
Menurut Robbins, budaya organisasi merupakan sistem yang dimaknai dan dimiliki bersama oleh setiap anggota sebagai pembeda antara satu organisasi dengan organisasi yang lainnya.
Gareth R. Jones menjelaskan bahwa budaya organisasi adalah suatu kesepakatan atau persepsi bersama yang dimiliki anggota organisasi.
Larissa A. Grunig menjelaskan bahwa budaya organisasi adalah keseluruhan nilai, harapan, makna, asumsi yang ada di dalam suatu organisasi untuk melakukan kerja sama.
Baca juga: Strategi Pengembangan Produk: Pengertian Tujuan dan Struktur
Teori budaya organisasi adalah suatu teori yang menjelaskan mengenai aktivitas komunikasi di dalam organisasi. Dalam kaitannya dengan perusahaan, budaya organisasi merupakan salah satu strategi yang dimiliki untuk mencapai tujuan tertentu.
Teori tersebut memiliki beberapa asumsi dasar, yaitu asumsi terhadap nilai organisasi, asumsi terhadap anggota, asumsi terhadap simbol tertentu, serta asumsi variasi budaya.
Seperti yang telah dijelaskan bahwa budaya organisasi secara umum berfungsi untuk mencapai tujuan bersama. Namun, secara rinci, budaya organisasi memiliki fungsi-fungsi lain, seperti:
Dengan adanya budaya organisasi, suatu organisasi akan memiliki identitas tertentu yang membedakan dengan yang lainnya. Dengan identitas itu maka kemungkinan besar akan meningkatkan rasa memiliki organisasi yang dampaknya selanjutnya akan menimbulkan loyalitas, baik antar anggota maupun untuk organisasi.
Budaya organisasi juga dapat digunakan sebagai alat untuk mengkoordinir anggota organisasi. Maksudnya adalah para anggota dapat diatur secara bersama untuk mencapai tujuan dari organisasi. Dengan adanya budaya organisasi, akan ada nilai dan norma yang akan membatasi anggota.
Dengan ditanamkannya budaya organisasi, maka setelah rasa kepemilikan meningkat, selanjutnya adalah meningkatkan kekuatan organisasi.
Pada dasarnya apabila anggota organisasi solid, maka kekuatan organisasi juga akan semakin kuat. Namun, tentunya tetap ada batasan-batasan tertentu yang diatur di dalam nilai dan norma tertentu.
Budaya organisasi juga bisa digunakan kontrol terhadap perilaku anggotanya. Apabila budaya organisasi sudah tertanam di dalam pikiran para anggota, maka nantinya pikiran itu akan selalu dibawa baik di dalam maupun di luar organisasi. Dampaknya adalah nama baik dari organisasi akan terjaga.
Performa kerja dapat meningkat dengan adanya budaya organisasi. Maksudnya adalah, karena rasa memiliki terhadap organisasi sudah besar, maka anggota pasti juga akan mengedepankan tujuan dari organisasi. Mereka akan melakukan yang terbaik demi membuat organisasinya menjadi yang terbaik pula.
Menurut Management Study Guide (MSG) terdapat sembilan jenis budaya organisasi, yaitu:
Budaya normatif merupakan budaya yang diterapkan di dalam organisasi dimana sudah ada pedoman, yakni peraturan untuk dipatuhi oleh para anggota organisasi. Dengan demikian indikator budaya organisasi ini adalah perilaku patuh terhadap aturan yang akan dianggap sebagai anggota yang ideal.
Budaya pragmatis adalah budaya dimana kepuasan pihak eksternal dijadikan hal utama oleh organisasi. Jadi, anggota organisasi akan diminta sebisa mungkin untuk memberikan yang terbaik bagi pihak eksternal demi nama baik organisasi.
Budaya akademi maksudnya adalah organisasi memiliki anggota-anggota yang memiliki latar belakang sesuai dengan pekerjaan yang diberikan. Jadi budaya tipe seperti ini akan sangat mempertimbangkan latar belakang pendidikan serta pengalaman kerja.
Budaya tim bisbol maksudnya adalah suatu organisasi akan menganggap karyawannya sebagai aset yang berharga, tetapi kelemahan dari budaya ini adalah anggota lebih dikedepankan dibanding organisasi.
Budaya klub sebenarnya mirip dengan budaya akademi, jadi budaya klub ini akan merekrut anggota sesuai dengan keterampilan mereka sehingga dapat fasih melakukan tugas mereka.
Budaya benteng merupakan budaya organisasi yang cenderung memikirkan organisasi dibanding anggota. Maksudnya adalah ketika anggota tidak mampu mengerjakan tugasnya dengan baik, maka anggota itu akan didepak.
Di dalam budaya pria tangguh, setiap anggota akan selalu dipantau oleh pimpinan organisasi. Nantinya, pimpinan itu akan selalu membimbing para anggotanya supaya tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik.
Budaya mempertaruhkan ini maksudnya adalah organisasi akan mengambil keputusan dengan risiko yang besar.
Budaya proses ini adalah kondisi dimana para anggota akan berpegang teguh sesuai dengan prosedur yang ada di dalam organisasi.
Budaya organisasi ini sebenarnya bisa terbentuk secara alami, tetapi juga bisa secara buatan. Namun, secara umum budaya organisasi ini memiliki karakteristik yang perlu diperhatikan, yakni:
Budaya organisasi umumnya memiliki karakteristik yang sedikit memaksa anggotanya untuk selalu inovatif agar bisa berkembang di dalam organisasi tersebut.
Budaya organisasi juga mengharapkan para anggotanya untuk bisa bekerja secara detail sehingga tidak menimbulkan kesalahan-kesalahan yang berpotensi merugikan organisasi.
Beberapa budaya organisasi juga ada yang berorientasi hanya pada hasil. Jadi budaya ini cenderung fokus pada hasilnya, tetapi bukan pada prosesnya. Dengan kata lain, apapun proses yang ditempuh, yang terpenting adalah hasil akhirnya.
Budaya organisasi juga ada yang berorientasi pada anggota. Maksudnya adalah organisasi akan mementingkan keberadaan anggotanya dan menganggap anggotanya sebagai aset untuk mencapai tujuan.
Budaya organisasi ada pula yang berorientasi pada tim. Jadi budaya ini menekankan pada proses kerja sama yang dilakukan oleh anggota organisasi untuk mencapai tujuan.
Agresivitas ini maksudnya adalah adanya perilaku yang cenderung negatif antar anggota kelompok. Misalnya seperti memusuhi sesama anggota, menyerang, dan memanfaatkan kekuasaan. Dalam budaya ini, anggota cenderung akan bersifat kompetitif demi pencapaian pribadinya.
Stabilitas adalah kondisi dimana para anggota dapat mempertahankan organisasinya dari pengaruh pihak luar.
Contoh nyata dari budaya organisasi yang ada di dalam kehidupan sehari-hari adalah:
Instansi kepolisian maupun tentara merupakan salah satu contoh organisasi yang menerapkan budaya organisasi yang sangat kental. Seperti diketahui, di dalam instansi baik kepolisian maupun tentara terkenal dengan budaya kedisiplinan, kesolidan, dan loyalitas.
Itulah alasan mengapa di dalam instansi kepolisian dan tentara, para anggotanya selalu bersikap disiplin dimanapun untuk menjaga nama baik instansi. Selain itu, para anggota sangat mengedepankan kesetiakawanan karena sejak dini sudah ditanamkan hal tersebut.
Google juga menjadi salah satu perusahaan yang mampu mendobrak kebiasaan-kebiasaan yang ada di dalam lingkungan kerja. Jaman dahulu, lingkungan pekerjaan selalu identik dengan hal yang formal.
Namun, Google mampu membuat terobosan dengan menerapkan budaya kerja yang lebih kasual dan cenderung santai. Strategi yang dilakukan oleh Google itu rupanya berhasil, karena ternyata karyawannya terbukti lebih leluasa dalam membuat ide dan menunjukkan potensi terbaik dari dirinya.
Demikian penjelasan mengenai budaya organisasi. Di Sampoerna University, budaya organisasi juga diterapkan untuk mahasiswanya. Ini dibuktikan dengan banyaknya organisasi dan klub mahasiswa yang membantu mahasiswa mengembangkan kompetensi non-akademik seperti keterampilan kepemimpinan, organisasi, komunikasi, presentasi, dan kompetensi sosial lainnya.