Artikel - FAS,
Edukasi,
Istilah ‘alam bawah sadar’ sering kita dengar, namun apakah kita yakin paham maknanya dan pengaruhnya yang kuat terhadap pembentukan karakter dan tindakan kita? Dengan menelusuri pemikiran Sigmund Freud, tokoh monumental dalam dunia psikoanalisis, kita akan dibawa memasuki labirin pikiran yang tersembunyi.
Sigmund Freud bukan hanya seorang ahli teori, beliau adalah seorang perintis yang menantang kita untuk berani menggali lebih dalam, memahami esensi diri kita, dan mengungkap misteri bagaimana alam bawah sadar—lapisan pikiran yang terlindung dari kesadaran langsung—bermain peran penting dalam membentuk siapa kita, bagaimana kita berperilaku, dan mengapa kita memiliki respons tertentu terhadap berbagai situasi dalam kehidupan.
Perjalanan menelusuri alam bawah sadar ini bukan hanya tentang menemukan aspek-aspek tersembunyi dari diri kita sendiri, tapi juga tentang memahami dinamika psikologis yang mengatur interaksi kita dengan dunia sekitar.
Bayangkan alam bawah sadar kita sebagai sebuah perpustakaan besar yang tak terlihat, di mana setiap buku mewakili kenangan, impian, dan keinginan terdalam yang sering kita lupakan atau bahkan tidak pernah kita sadari ada.
Dalam perpustakaan rahasia ini, terdapat cerita-cerita yang membentuk siapa kita, bagaimana kita bertindak, dan mengapa kita merasa tertarik atau takut terhadap hal-hal tertentu. Sigmund Freud, seorang ahli psikologi Austria yang kerap dijuluki sebagai bapak psikoanalisis, adalah pemandu kita dalam menjelajahi perpustakaan tersembunyi ini.
Melalui teorinya yang revolusioner, Freud membuka pintu ke dunia alam bawah sadar, mengajak kita untuk memahami bagaimana lapisan-lapisan tersembunyi ini mempengaruhi setiap aspek dari kepribadian kita.
Freud percaya bahwa untuk benar-benar mengerti diri sendiri dan orang lain, kita harus memahami bagaimana id, ego, dan superego—tiga komponen utama yang dia identifikasi dalam struktur kepribadian—berinteraksi dan berkonflik di dalam alam bawah sadar kita.
Id bertindak sebagai sumber dorongan primitif kita, menuntut kepuasan segera, ego berusaha menyeimbangkan dorongan tersebut dengan realitas sosial dan fisik, sementara superego membawa ke dalam persamaan nilai-nilai moral dan norma sosial.
Konflik antara ketiga komponen ini tidak hanya menentukan bagaimana kita bereaksi terhadap situasi tertentu, tapi juga membentuk dasar dari kepribadian kita.
Mari kita selami lebih dalam untuk mengungkap misteri ini dan menemukan bagaimana, melalui pemahaman ini, kita dapat memperoleh wawasan yang lebih dalam tentang diri kita dan cara kita berinteraksi dengan dunia di sekitar kita.
Freud membagi kepribadian menjadi tiga komponen utama: id, ego, dan superego. Mari kita bahas satu per satu.
Id adalah bagian paling primitif dari kepribadian kita. Ini adalah sumber dari semua dorongan dan keinginan dasar kita. Bayangkan id sebagai bocah kecil yang hanya ingin apa yang ia inginkan, kapan pun ia inginkan, tanpa mempedulikan akibatnya.
Ego adalah yang membawa kita kembali ke realitas. Ego berusaha memenuhi keinginan id dengan cara yang masuk akal dan sosial diterima. Ia seperti orang dewasa yang bertanggung jawab, yang mencoba menjaga keseimbangan antara keinginan, kenyataan, dan norma sosial.
Superego merupakan wakil dari nilai dan norma sosial di dalam kepribadian kita. Ini adalah suara moralitas kita, yang memberi tahu kita tentang yang benar dan yang salah. Superego seperti guru atau orang tua yang ketat, selalu mengingatkan kita untuk berperilaku sesuai dengan aturan.
Konflik antara id, ego, dan superego ini yang menciptakan dinamika dalam diri kita. Kadang-kadang, kita merasa terjepit antara keinginan dasar (id), realitas (ego), dan moralitas (superego).
Alam bawah sadar berperan dalam hampir setiap aspek perilaku kita, meskipun kita tidak selalu sadar akan hal itu. Misalnya, ketika kita membuat keputusan, sering kali ada dorongan bawah sadar yang mempengaruhinya. Itu bisa berupa keinginan yang tertanam dalam id, atau mungkin ketakutan dan kecemasan yang kita simpan dan tidak kita sadari.
Peran alam bawah sadar menjadi lebih jelas dalam mimpi. Freud percaya bahwa mimpi adalah jendela ke alam bawah sadar, cara bagi id untuk memuaskan keinginannya tanpa batasan ego atau superego. Itulah sebabnya mimpi sering kali aneh dan tidak masuk akal, karena mereka beroperasi di luar logika dan norma sosial.
Salah satu cara untuk menjaga kesehatan mental dan keharmonisan dalam diri adalah dengan memperkuat ego. Ini berarti mengembangkan kemampuan untuk menghadapi realitas dengan cara yang sehat, tanpa terlalu banyak dipengaruhi oleh dorongan id atau tekanan superego.
Bagaimana caranya? Pertama, dengan introspeksi dan refleksi diri. Menghabiskan waktu untuk memahami diri sendiri, mengakui dan menerima keinginan serta batasan kita, bisa membantu kita mengelola konflik internal dengan lebih baik.
Kedua, jangan ragu untuk berbagi perasaan dan pengalaman dengan orang lain. Bercerita dan berdialog dapat menjadi terapeutik, membantu kita memproses dan menyalurkan emosi yang terpendam.
Freud juga mengajarkan kita tentang mekanisme pertahanan, strategi yang tidak sadar digunakan ego untuk melindungi diri dari kecemasan dan konflik internal. Beberapa contoh termasuk penyangkalan, proyeksi, dan rasionalisasi. Memahami mekanisme pertahanan kita sendiri dapat membantu kita menghadapi masalah secara lebih langsung dan sehat.
Mengenal dan memahami alam bawah sadar bukan hanya tentang mengungkap misteri diri kita, tapi juga tentang belajar cara hidup yang lebih seimbang dan bahagia. Dengan mengakui kekuatan dan batasan id, ego, dan superego dalam diri kita, kita dapat lebih baik dalam menghadapi konflik, kecemasan, dan tantangan hidup.
Freud mungkin bukan jawaban atas semua pertanyaan kehidupan, tapi teorinya memberi kita alat untuk menjelajahi kedalaman diri kita. Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang alam bawah sadar dan dinamika internal kita, kita dapat berharap untuk menjalani hidup dengan lebih sadar dan penuh makna.
Memahami teori Freud dan eksplorasi alam bawah sadar membuka jendela baru dalam pemahaman psikologi manusia, sebuah perjalanan yang dapat diperdalam di Sampoerna University. Di sini, mahasiswa tidak hanya belajar teori dari buku, tetapi juga diajak untuk menerapkannya dalam kehidupan nyata melalui berbagai studi kasus, penelitian, dan praktik langsung.
Program psikologi di Sampoerna University dirancang untuk menyiapkan mahasiswa menjadi ahli psikologi yang tidak hanya memiliki kekuatan akademis tetapi juga kepekaan terhadap dinamika manusia yang kompleks.
Mahasiswa diajarkan untuk melihat setiap aspek kepribadian sebagai bagian dari sebuah sistem yang saling terhubung, mendorong mereka untuk mengembangkan kemampuan analitis dan empati yang diperlukan untuk membantu individu memahami diri mereka lebih dalam.
Sampoerna University juga menyediakan lingkungan yang mendukung untuk eksplorasi ilmu psikologi yang luas, termasuk teori-teori modern dan aplikasi praktis dari psikoanalisis Freud. Dengan akses ke fasilitas penelitian canggih dan kesempatan untuk bekerja sama dengan para ahli di bidangnya, mahasiswa diharapkan bisa mengembangkan solusi inovatif untuk masalah psikologis yang dihadapi oleh individu dan masyarakat.
Sampoerna University menjadi titik awal yang sempurna bagi calon mahasiswa yang ingin memulai perjalanan ini, menggabungkan teori klasik dengan inovasi modern untuk membentuk generasi baru psikolog yang siap menghadapi tantangan zaman.
Tertarik untuk mendalami ilmu psikologi di Sampoerna University? Bergabunglah bersama kami dan mulai petualanganmu mengeksplorasi pikiran manusia dengan pendekatan yang profesional.