Artikel,
Edukasi,
Di tengah dominasi sistem operasi Windows dan macOS, terdapat sebuah alternatif yang menarik yaitu Debian OS. Berbasis Linux, Debian menawarkan pengalaman komputasi yang unik dengan fokus pada kebebasan, stabilitas, dan komunitas.
Bagi pengguna yang ingin lepas dari belenggu lisensi berbayar dan kontrol terpusat, Debian hadir sebagai jawaban. Sistem operasi ini bersifat open source, memungkinkan pengguna untuk mengakses dan memodifikasi kode sumbernya secara bebas. Hal ini membuka pintu bagi kustomisasi dan penyesuaian yang tak terbatas, sesuai dengan kebutuhan dan preferensi individual.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi sejarahnya yang kaya, berbagai kelebihan yang ditawarkan, dan beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan.
Debian adalah sistem operasi open source yang didistribusikan secara gratis. Dikembangkan oleh komunitas Debian Project sejak tahun 1993, Debian terkenal dengan stabilitas dan keamanannya.
Debian pertama kali dirilis pada tanggal 16 Agustus 1993 dan versi 1.1 yang dirilis pada tahun 1996. Debian digunakan oleh pengguna Linux di seluruh dunia. Debian telah menjadi sebuah sistem operasi yang sangat populer dan terus mengalami perkembangan dan pembaruan.
Debian merupakan sebuah gudang aplikasi gratis yang luar biasa, kamu dapat menemukan berbagai aplikasi untuk kebutuhan multimedia, seperti editor video dan gambar, game, dan masih banyak fiturnya lagi. Fitur-fitur yang tersedia di Debian dapat membuatnya lebih unggul dibanding sistem operasi lainnya.
Debian bukan sekadar sistem operasi, melainkan sebuah kisah inspiratif tentang komunitas global yang bersatu demi menciptakan platform komputasi yang bebas, stabil, dan aman. Berawal dari visi Ian Murdock pada tahun 1993, Debian lahir dengan semangat open source dan tekad untuk menghadirkan alternatif bagi sistem operasi berbayar yang dominan kala itu.
Sejak rilis perdananya pada 16 Agustus 1993, Debian terus berkembang pesat. Versi 1.1 yang dirilis tahun 1996 menandai popularitas Debian yang kian melejit, mengantarkannya menjadi salah satu distribusi Linux tertua dan paling stabil.
Di tahun 1997, proyek Debian GNU/Hurd diluncurkan, menandakan komitmen Debian untuk menghadirkan sistem operasi yang kompatibel dengan berbagai platform. Rilis-rilis Debian berikutnya, seperti versi 7.0 “Wheezy” (2013), 8.0 “Jessie” (2015), 9.0 “Stretch” (2017), 10.0 “Buster” (2019), dan 11.0 “Bullseye” (2021), terus memperkuat reputasi Debian sebagai platform yang handal dan kaya fitur.
Saat ini, Debian telah menjadi pilihan bagi jutaan pengguna di seluruh dunia, termasuk perusahaan-perusahaan ternama seperti Google, Facebook, dan NASA. Debian juga menjadi basis bagi banyak distribusi Linux populer, seperti Ubuntu dan Linux Mint.
Berikut ini adalah beberapa kelebihan Debian:
Berikut ini adalah beberapa kekurangan Debian
Sampoerna University adalah sebuah universitas terakreditasi penuh di Indonesia yang menawarkan pilihan terbaik bagi mereka yang mencari pendidikan internasional unggul. Kami adalah universitas swasta, non-denominasi, nirlaba yang berlisensi dan terakreditasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
Sampoerna University berkomitmen untuk menyediakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung bagi para mahasiswanya. Hal ini diwujudkan melalui fasilitas modern dan fakultas berkualitas yang kami sediakan.
Selain pendidikan di dalam kampus, kami mendorong para mahasiswa untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan eksternal seperti seminar, kompetisi, dan konferensi nasional dan internasional. Dengan partisipasi aktif, mereka akan mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari universitas.
Segera daftar untuk ikut proses penerimaan mahasiswa baru tahun ajaran 2023-2024 disini. Admission Team kami akan segera menghubungi untuk memberi informasi lebih detail.
Jadwalkan dengan kami kapanpun kamu ingin visit tour kampus on-site atau virtual!