Artikel,
Artikel - FAS,
Artikel - FOB,
Artikel - FOE,
Edukasi,
Perkembangan zaman menuntut berbagai bidang untuk terus beradaptasi. Tak terkecuali pada bidang pendidikan. Di zaman yang dimana teknologi semakin canggih ini, pendidikan juga dituntut untuk bisa menyesuaikan diri agar pembelajaran dapat maksimal. Salah satu metode pembelajaran yang saat ini kerap ditemui adalah metode blended learning, apalagi selama masa pandemi Covid-19 ini. Lantas apa itu blended learning?
Blended learning artinya adalah salah satu inovasi yang diterapkan di dalam dunia pendidikan. Jadi, model pembelajaran blended learning ini adalah metode pembelajaran dengan cara menggabungkan antara pembelajaran tatap muka di dalam ruangan kelas dan juga pembelajaran secara daring atau jarak jauh. Pembelajaran itu tidak hanya yang bersifat formal, tetapi juga pelajaran yang bersifat informal.
Blended learning menjadi salah satu solusi yang banyak digunakan selama masa pandemi Covid-19 di seluruh dunia. Pada awalnya memang pembelajaran dilakukan hanya secara daring, tetapi setelah pandemi mereda pembelajaran secara bertahap dilakukan blended learning.
Blended learning sebenarnya tidak hanya digunakan di dalam dunia pendidikan, tetapi juga dimanfaatkan dalam pengembangan sumber daya manusia di dalam dunia kerja. Pengembangan itu digunakan untuk meningkatkan kinerja secara individu maupun secara tim. Konsepnya pun sama, yakni dengan tatap muka langsung dan melalui daring.
Contoh blended learning yang kerap ditemui saat ini adalah dengan memanfaatkan perangkat lunak Zoom Meeting atau Google Meet untuk melakukan pembelajaran.
Baca juga: Pendekatan Penelitian: Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran
Ada beberapa kelebihan di dalam pembelajaran secara gabungan seperti blended learning, di antaranya adalah:
Blended learning lebih efektif karena siswa dapat mendapat keleluasaan untuk mencari tahu sendiri sumber informasi yang bisa didiskusikan di saat kelas berlangsung.
Siswa dapat mendapatkan pembelajaran dimanapun dan kapanpun sesuai dengan kesepakatan yang telah terjalin.
Siswa tidak perlu datang langsung ke sekolah sehingga harus mengeluarkan uang dan juga tenaga. Selain itu, biaya uang saku juga tidak perlu keluar karena siswa berada di rumah.
Sedangkan kelemahan dari blended learning antara lain:
Biaya dalam hal ini adalah biaya sarana prasarana yang mendukung pembelajaran daring seperti laptop. gawai, internet, serta alat pendukung yang lainnya.
Karena siswa tidak dimonitor secara langsung, ada kemungkinan siswa tidak mengerjakan tugas yang diberikan.
Maksudnya adalah blended learning bisa melakukan manipulasi-manipulasi yang digunakan untuk mengerjakan tugas, seperti meminta bantuan dan menggunakan aplikasi-aplikasi yang tidak dianjurkan.
Maksudnya adalah kelancaran dalam proses pembelajaran akan sulit dilakukan ketika teknologi tidak tersedia, misalnya seperti internet yang putus, laptop yang tidak mendukung, dan masalah-masalah teknis lainnya.
Bagi para siswa, blended learning memiliki beberapa manfaat yang dapat dirasakan, di antaranya adalah:
Hasil belajar siswa dapat meningkat dengan adanya blended learning, karena kondisi siswa pasti ada yang lebih mampu belajar secara daring, tetapi ada pula yang maksimal secara tatap muka. Oleh sebab itu, blended learning ini dapat menyesuaikan dengan kebutuhan siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil pembelajaran mereka.
Dengan adanya pembelajaran yang menyesuaikan dengan kebutuhan siswa, siswa yang biasanya cenderung pasif di dalam kelas tatap muka langsung, berpotensi akan lebih aktif di dalam kelas daring. Hal itu dikarenakan blended learning memang berprinsip memberikan pembelajaran yang interaktif antara pengajar dan siswa.
Dengan blended learning, siswa sudah tahu apa yang harus dilakukan, sehingga ketika pembelajaran dilaksanakan mereka akan merasa lebih puas dengan pencapaiannya nanti.
Pembelajaran tentunya akan terasa lebih menyenangkan bagi siswa karena pasti pembelajaran akan didukung dengan media-media pembelajaran yang menarik. Tak hanya dengan tulisan saja, tetapi juga bisa dengan audio visual yang terasa lebih menarik bagi siswa.
Seiring dengan perkembangan zaman, model dari blended learning pun juga terus berkembang. Hingga saat ini, setidaknya sudah ada 12 jenis blended learning yang diterapkan, yaitu:
Blended learning model station rotation adalah penggabungan antara tiga jenis pembelajaran.
Biasanya dalam waktu 90 menit dibagi menjadi tiga tahapan pembelajaran, yaitu online instruction, teacher-led instruction, serta collaborative activities.
Lab rotation pada dasarnya mirip dengan station rotation, dimana siswa dapat menyesuaikan tiga jadwal yang sudah ditetapkan, tetapi bedanya adalah model ini menggunakan laboratorium khusus, seperti laboratorium komputer.
Remote blended learning adalah model yang memberikan keleluasaan bagi siswa untuk melakukan pembelajaran, mereka bisa menentukan bobot antara pembelajaran langsung dengan daring sesuai dengan kebutuhannya. Bahkan model ini juga memungkinkan bagi para siswa untuk tidak mengambil salah satu pembelajaran. Maksudnya bisa mengambil hanya daring atau hanya tatap muka saja.
Flex blended learning adalah model blended learning yang lebih mengutamakan pembelajaran daring, tetapi tetap ada pembelajaran tatap muka. Jadi pembelajaran pada awalnya dilakukan dengan daring, kemudian dilanjutkan dengan pembelajaran di dalam kelas dengan jadwal yang telah disesuaikan dengan siswa.
Flipped classroom blended learning dilakukan dengan belajar secara daring lebih dulu untuk menjelaskan materi pembelajaran.
Setelah daring, para siswa kemudian menjalani pembelajaran secara tatap muka langsung untuk memperdalam materi yang sebelumnya sudah diberikan.
Tujuan dari model ini adalah untuk dapat mempertahankan pembelajaran tradisional, tetapi juga didukung dengan teknologi.
Individual rotation adalah metode pembelajaran dimana pengajar atau algoritma telah menetapkan jadwal individu, kemudian siswa akan memutar sendiri aktivitas yang telah dijadwalkan tadi.
Project based adalah metode blended learning yang menggabungkan antara daring dan luring untuk merancang dan menyelesaikan tugas yang berbasis proyek.
Pada model ini, pembelajaran cenderung fokus pada sumber daya daring.
Self directed adalah model pembelajaran yang mengombinasikan pembelajaran daring dan tatap muka untuk mencapai tujuan pembelajaran formal, tetapi siswa akan mengarahkan sendiri pembelajarannya. Model ini memungkinkan siswa tidak bertemu dengan pengajar.
Oleh sebab itu, model ini perlu dilakukan secara jujur agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara maksimal.
Model inside-out adalah model pembelajaran yang lebih mengedepankan pada tatap muka atau luring. Sementara metode daring akan dijadikan sebagai pendukung pembelajaran tatap muka.
Outside-in adalah metode pembelajaran yang dilakukan dengan kombinasi daring dan luring juga, tetapi yang membedakan adalah model ini awalnya akan dilakukan dengan pembelajaran yang cenderung non-akademik secara digital maupun fisik, tetapi selanjutnya akan dipecahkan di dalam ruangan kelas secara tatap muka agar pembelajaran lebih efektif.
Pembelajaran non-akademik ini maksudnya seperti berkreasi, berbagi, berkolaborasi, dan memberikan umpan balik selama pembelajaran.
Supplemental adalah model yang dilakukan dengan cara siswa menyelesaikan pembelajaran secara daring untuk melengkapkan pembelajaran secara tatap muka, atau sebaliknya. Jadi supplemental ini sifatnya setiap metode pembelajaran digunakan sebagai pelengkap.
Mastery-based dilakukan dengan cara pembelajaran daring dan tatap muka dilakukan secara bergiliran. Metode ini berbasis penguasaan, yaitu didesain untuk penguasaan kompetensi tertentu.
Demikian penjelasan mengenai blended learning. Di Sampoerna University, kampus dengan akreditasi penuh ini menjadi satu-satunya yang memiliki standar kurikulum pendidikan, fakultas, fasilitas, dan operasional Amerika Serikat di Indonesia.
Bekerja sama dengan University of Arizona, kami menawarkan Program Gelar Ganda yang memungkinkan Anda belajar selama 4 tahun di Jakarta dengan kurikulum Amerika Serikat dan lulus dengan 2 gelar: Gelar Sarjana AS terakreditasi dari University of Arizona dan Gelar Sarjana (S1) terakreditasi dari Sampoerna University.
Referensi
Ruangkerja.id – Blended Learning adalah