Artikel,
Artikel - FOB,
Edukasi,
Di dalam suatu proses produksi, tentunya dibutuhkan biaya yang digunakan sebagai modal. Biaya itu sendiri terbagi menjadi dua macam, yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap disebut juga dengan sebutan fixed cost, sedangkan biaya tidak tetap disebut adalah variable cost atau biaya variabel. Biaya tetap dan biaya variabel ini tentunya memiliki perbedaan.
Kendati demikian, artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai apa itu biaya variabel.
Biaya variabel atau yang dikenal juga dengan sebutan variable cost adalah suatu biaya yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang besarnya sesuai dengan tingkat produksinya. Biaya variabel ini bisa dibilang merupakan kebalikan dari biaya tetap karena kondisinya yang cenderung lebih berubah-ubah sesuai dengan jumlah produksi yang dihasilkan.
Jadi, kenaikan atau penurunan biaya variabel ini bergantung pada aktivitas operasional perusahaan.
Selain biaya tidak tetap, biaya variabel juga kerap disebut dengan biaya tingkat level. Sebab, biaya variabel memiliki variasi tertentu sesuai dengan jumlah produksi. Biaya variabel ini juga menjadi salah satu penentu harga jual produk yang dibuat oleh suatu perusahaan. Jika biaya variabel tidak dihitung, besar kemungkinan akan terjadi kerugian.
Biaya variabel ini sifatnya hanya dibutuhkan ketika proses produksi berjalan, artinya ketika tidak ada proses produksi, maka biaya variabel juga tidak dikeluarkan. Oleh sebab itu, salah contoh yang termasuk biaya variabel adalah biaya bahan baku.
Seperti diketahui, bahan baku akan dibeli sesuai dengan jumlah barang yang akan diproduksi. Jadi misalnya suatu perusahaan ingin memproduksi 10 mie instan, maka bahan baku yang dibeli juga akan disesuaikan dengan 10 mie instan, pun seterusnya.
Jika dilihat dari definisinya, biaya variabel sebenarnya sudah terlihat ciri-cirinya. Namun, berikut ini adalah rincian dari ciri-ciri biaya variabel:
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa salah satu contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku. Namun pada bagian ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai contoh-contoh biaya variabel.
Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan-bahan yang dibutuhkan untuk proses produksi. Bahan baku itu tak hanya untuk barang yang diproduksi saja, tetapi juga meliputi pengemasannya. Bahan baku termasuk ke dalam biaya variabel karena jumlah produksi akan menyesuaikan dengan ketersediaan bahan bakunya.
Upah tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan kepada tenaga kerja yang berhubungan langsung dengan proses produksi. Upah tenaga kerja termasuk ke dalam biaya variabel karena banyaknya volume produksi juga ditentukan oleh banyaknya jumlah tenaga kerja.
Biaya distribusi adalah biaya yang dikeluarkan untuk menyebarkan produk yang telah diproduksi ke distributor atau pengguna. Jadi biaya distribusi ini meliputi biaya-biaya yang terkait dengan pengantaran barang. Setiap perusahaan tentunya bisa menentukan sendiri cakupan yang ingin dijangkau sehingga biayanya pun bisa menyesuaikan dengan kebutuhan.
Komisi penjualan sebenarnya bersifat opsional. Sebab, biaya ini umumnya dikeluarkan ketika penjualan sudah jauh melebihi target. Jadi komisi atau bonus ini sifatnya tidak wajib dikeluarkan oleh perusahaan. Komisi ini dapat diberikan kepada tenaga kerja, distributor, maupun konsumen dalam bentuk promo. Komisi ini termasuk biaya variabel karena biaya yang dikeluarkan menyesuaikan dengan kebutuhan dari perusahaan.
Biaya overhead adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menunjang proses produksi. Biaya ini umumnya adalah biaya terkait dengan hal-hal sederhana seperti pencetakan dokumen, biaya konsumsi tenaga kerja, sampai biaya alat tulis. Biaya overhead juga dapat menyesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Oleh sebab itu biaya overhead termasuk variabel cost.
Baca juga: Pengertian Manajemen Bisnis, Fungsi Perencanaan dan Komponen
Berdasarkan tujuan dan juga perencanaannya, biaya variabel terbagi menjadi dua macam, yaitu:
Engineered variable cost adalah biaya yang berhubungan erat dengan proses produksi, baik itu proses masuk maupun keluar. Jadi engineered variable cost ini akan menyesuaikan antara masukan dengan pengeluaran. Masukan dalam hal ini adalah modal. Oleh sebab itu, ketika masukan mengalami perubahan maka keluaran pun juga akan berubah beriringan.
Discretionary Variable Cost adalah biaya yang disesuaikan oleh keputusan manajemen terkait dengan perubahan volume produksi. Jada pada dasarnya biaya variabel jenis ini akan menyesuaikan dengan kondisi dari perusahaan.
Misalnya ketika biaya-biaya yang terkait dengan distribusi, upah karyawan, sampai komisi. Seluruh elemen biaya tersebut tentunya dikeluarkan sesuai dengan kebijakan dari manajemen.
Biaya variabel jenis ini sifatnya berbeda dengan Engineered Variable Cost, sebab, masukan pada biaya jenis ini tidak selalu mempengaruhi keluaran. Maksudnya adalah bisa saja perusahaan melakukan efisiensi biaya dalam hal upah tenaga kerja, tetapi menginginkan biaya produksi dengan jumlah yang lebih.
Biaya variabel ini juga memiliki rumus dasar untuk menghitungnya. Berikut adalah rumus menghitung biaya variabel.
Biaya Variabel = biaya total – biaya tetap / kuantitas
Contoh
Suatu perusahaan setiap bulannya membutuhkan biaya produksi setidaknya mencapai Rp100.000.000 dengan tagihan biaya tetap sebesar Rp20.000.000. Pada bulan itu, perusahaan itu memproduksi setidaknya 4.000 barang. Berapakah biaya variabelnya?
Biaya total: 100.000.000
Biaya tetap: 20.000.000
Kuantitas produksi: 4.000
= 100.000.000 – 20.000.000 / 4.000
= 80.000.000 / 4.000
= 10.000
Maka biaya variabel yang dikeluarkan oleh perusahaan per unit adalah Rp.10.000,-.
Terdapat beberapa perbedaan antara biaya tetap dan biaya variabel, yaitu:
Biaya Tetap | Biaya Variabel |
Cenderung dikeluarkan sekali setiap bulan atau tahun atau jarak pembayarannya lebih panjang. | Cenderung dikeluarkan menyesuaikan dengan kondisi yang terjadi. |
Biaya yang dikeluarkan jauh lebih besar dan tetap. | Biaya cenderung lebih kecil dan menyesuaikan dengan kondisi perusahaan. |
Tidak berhubungan secara langsung dengan proses produksi. | Berkaitan erat dengan proses produksi. |
Pencatatan bulanan. | Pencatatan dilakukan secara harian. |
Tidak berhubungan langsung dengan proses penentuan harga jual. | Menentukan harga jual secara langsung. |
Sampoerna University telah lama dikenal sebagai lembaga pendidikan yang mengutamakan kualitas dan inovasi dalam proses pembelajaran. Fakultas Ekonomi dan Bisnis adalah salah satu fakultas unggulannya. Bergabung dengan fakultas ini bukan hanya memperoleh gelar akademik, tetapi juga merupakan langkah pertama menuju kesuksesan di dunia bisnis yang kompetitif. Program-program di fakultas ini bertujuan untuk menghasilkan pemimpin masa depan yang memahami keuangan, manajemen, dan ekonomi.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sampoerna memiliki banyak keunggulan, salah satunya adalah dosen yang berkualitas tinggi dan diberikan oleh profesor yang berpengalaman. Mahasiswa dapat memperoleh pemahaman yang mendalam tentang bagaimana teori ekonomi dan bisnis diterapkan dalam lapangan karena mereka tidak hanya memiliki latar belakang akademis yang kuat, tetapi juga banyak pengalaman dalam dunia bisnis.
Dengan bergabung di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sampoerna University, mahasiswa tidak hanya mendapatkan pendidikan yang baik, tetapi mereka juga memiliki kesempatan untuk mengembangkan keterampilan mereka di luar kelas melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan magang industri.
Informasi lebih lanjut terkait Fakultas yang tersedia, informasi terkait beasiswa, penerimaan mahasiswa baru dan informasi lainnya silakan klik pada tautan yang dilampirkan. Jadwalkan kunjungan langsung untuk melihat fasilitas, program kampus dan hal-hal menarik lainnya di seputar Sampoerna University dengan klik tautan berikut ini.
Belajar Dengan Pendidikan Berstandar Amerika Sepenuhnya Di Indonesia Bersama Sampoerna University.
Referensi
Katadata – Biaya Variabel Adalah