Artikel,
Edukasi,
Di era perkembangan teknologi seperti sekarang ini, generasi muda malah dibuat gandrung dengan thrifting. Bagi yang belum tau, thrifting adalah sebuah budaya baru yang saat ini sedang berkembang pesat, dilakukan dengan mengesampingkan kata higienis. Meski begitu, thrifting merupakan aktivitas yang sedang digemari di Indonesia untuk saat ini.
Bagi sebagian orang thrifting diartikan sebagai kegiatan berbelanja dengan membeli barang bekas yang masih layak dipakai. Meskipun banyak yang menilai jika pengertian tersebut kurang tepat, thrifting lebih disebut sebagai aktivitas belanja yang tujuannya mendapat barang bermerek terkenal dengan harga miring atau lebih murah.
Thrifting berasal dari kata thrif yang sebenarnya memiliki arti thrifting sebagai keberuntungan, hingga diartikan sebagai aktivitas ekonomis yang dilakukan oleh masyarakat luas. Apa itu thrifting juga disebut sebagai tindakan seseorang dalam berlaku hemat, bahkan tak sedikit masyarakat yang mengartikan thrifting sebagai aktivitas menabung.
Secara umum thrifting artinya dijelaskan sebagai aktivitas membeli barang atau produk bekas dengan kualitas yang masih layak atau bagus. Jika beruntung dalam menerapkan aktivitas ini, maka seseorang bisa mendapatkan barang bermerek hingga branded. Bahkan barang yang hadir dalam edisi terbatas dan sudah tak lagi diproduksi.
Seseorang perlu sabar dalam melakukan aktivitas ini, memilih satu demi satu barang seperti pakaian dengan tujuan mendapat produk yang kualitasnya bagus. Serta yang paling penting, barang didapat dengan harga yang murah dan ini menjadi keuntungan tersendiri bagi setiap orang yang melakukan thrifting di berbagai tempat.
Beberapa jenis produk yang dicari dalam hal ini biasanya pakaian, tas, sepatu, aksesoris hingga berbagai benda yang diproduksi oleh merek atau brand terkenal di dunia. Pengertian lain dari thrifting juga menyebutkan bahwa kegiatan ini termasuk dalam bisnis jual beli barang bekas. Dan dalam prosesnya tak hanya barang-barang bermerk serta branded saja yang dijual, juga yang masih layak.
Seiring berjalannya waktu dan banyaknya dampak dari perkembangan teknologi, bisnis thrifting semakin fleksibel ketika dilakukan. Tergolong sebagai bisnis yang tidak terlalu dikerjakan dengan modal besar, atau bahkan bisa dilakukan tanpa menggelontorkan modal sama sekali. Bisnis ini hanya perlu menemukan barang bekas yang masih layak digunakan untuk kemudian dijual kembali.
Keuntungan pertama yang didapat dari memberi barang hasil thrifting adalah mendapatkan harga yang lebih murah. Hal ini tak hanya bisa dijadikan untuk menghemat biaya, tetapi juga berkesempatan memiliki barang berkualitas bagus dengan harga murah, bahkan biasanya perbandingan harganya mencapai 50 persen dan banyak ditemui tempat thrifting di Jakarta.
Setelah mendapatkan barang dengan harga miring, kualitas barang yang didapat juga terbilang masih sangat bagus. Meskipun barang tersebut sudah pernah digunakan orang lain, namun fungsi dan kualitas termasuk dalam barang kategori thrifting yang tentu saja masih sangat layak dikatakan bagus.
Keuntungan selanjutnya dari melakukan thrifting adalah mendapatkan produk atau barang dengan merek terkenal atau branded. Hal ini tak mudah dilakukan, karena memang memerlukan kesabaran dengan tingkat lebih besar. Perlu menyiapkan dana yang cukup besar untuk bisa mendapatkan barang bermerek dalam jumlah yang banyak.
Melakukan thrifting sama saja dengan memburu target, dan dalam hal ini barang bermerek branded serta berharga miring menjadi target buruan. Dalam prosesnya, seseorang yang melakukan thrifting dapat merasakan sensasi memburu sesuatu yang sangat diingin-inginkan. Hal ini tak lepas dari ketersediaan barang yang amat sangat terbatas.
Karena yang dicari memang barang bekas, maka produk yang ada dalam kondisi yang tidak mencapai kata sempurna. Alias terdapat beberapa kekurangan dari produk tersebut, seperti adanya kerusakan atau cacat pada produk. Hal ini menjadi kekurangan yang paling umum ditemui bagi para pelaku thrifting.
Namanya juga barang bekas, jika kondisi yang didapatkan tidak sesuai dengan ekspektasi dan harapan, maka pelaku thrifting tidak bisa meminta retur atau pengembalian atau ditukar. Perlu mengantisipasi hal ini sebelum mengeluarkan uang untuk membeli produk bekas, meski yang dikeluarkan tak sepenuhnya namun akan sia-sia.
Selain ada banyak produk dengan merek ternama, banyak juga produk dengan merek palsu sehingga sedikit sulit untuk bisa dijual kembali dengan harga yang berbeda jauh. Pelaku thrifting harus bisa membedakan, mana barang asli dan mana barang palsu atau KW. Sehingga tidak sia-sia dalam membeli dan menjualnya kembali.
Akhir-akhir ini tren thrifting sedang berkembang dengan pesat, selain karena dianggap merupakan cara berhemat yang cerdas. Thrifting dinilai sebagai aktivitas yang memberi dampak atau kontribusi dalam menjaga lingkungan tetap ramah. Karena memang berkembangnya aktivitas industri, banyak sekali memberi dampak adanya pencemaran lingkungan.
Baik itu pencemaran udara dan air akibat limbah industri, selain itu pembuangan asal terhadap barang-barang bekas tak terpakai juga dapat memunculkan lingkungan yang tidak ramah. Dampak negatif yang menjadi konsekuensi dari maraknya bisnis industri, karena itu thrifting sebenarnya memberi beberapa manfaat baik seperti berikut.
Langkah pertama yang harus dilakukan saat terjun melakukan thrifting adalah meninjau lapak atau toko penjual. Bisa secara offline maupun online sesuai dengan perkembangan zaman saat ini, tips pertama adalah mencari rekomendasi toko thrift, melalui sosial media, rekan hingga beberapa e-commerce yang ada.
Jika sudah menemukan toko yang terpercaya, langkah kedua yang harus dilakukan adalah meninjau dan memeriksa harga dari produk thrifting yang diincar. Bandingkan harga dari toko yang satu dengan yang lain, selain itu juga perhatikan kualitas barang. Apakah layak dihargai dengan nominal yang ditawarkan atau tidak.
Sebelum benar-benar membeli produk thrifting, teliti kembali semua hal yang berkaitan dengan produk tersebut, Khususnya kualitas barang, karena memang produk-produk thrifting ini terkenal dengan daya tahan yang sangat lama. Setelah barang dibeli, jangan lupa untuk membersihkan dan mencuci dulu sebelum digunakan.
Baca juga: Apa Itu Segmen Pasar? Jenis dan Manfaatnya
Setelah mengetahui seluk beluk dari thrifting hingga kekurangan yang dimiliki, melihat besarnya potensi masyarakat Indonesia terhadap barang bekas perlu dimanfaatkan. Sangat terbantu dengan proses mengawali bisnis ini yang bisa dilakukan tanpa mengeluarkan dana sepeserpun, cukup mengeluarkan tenaga lebih dalam proses pemilihan barang.
Apalagi dunia saat ini sangat terbantu dengan adanya media sosial, bisnis thrifting di Indonesia bakal meledak jika diarahkan kepada target yang tepat sasaran. Tak perlu bersusah payah dalam menawarkan produk, cukup memilih barang yang langka dan bagus sehingga membuat calon konsumen atau pembeli tertarik sendiri.
Demikian penjelasan mengenai thrifting, kelebihan dan kekurangan, manfaat hingga prospek bisnis yang bisa dibangun di Indonesia. Inovasi dan kreativitas merupakan dua hal yang sangat penting untuk digabungkan dalam menjalankan bisnis, sesuai dengan komitmen Sampoerna University dalam membentuk mahasiswa agar mampu bersaing dalam dunia bisnis nasional maupun internasional.
Fakultas Bisnis Sampoerna University memberi fasilitas penunjang yang lengkap bagi para mahasiswa. Sehingga proses belajar yang diterapkan sudah sesuai dengan kurikulum internasional Sampoerna University. Tak hanya mengunyah teori, namun juga berkesempatan terjun langsung di perusahaan-perusahaan ternama level nasional dan internasional.
Sumber
Ocbcnisp – Thrifting adalah