Artikel,
Edukasi,
Istilah crab mentality mungkin terdengar asing di telinga sejumlah orang. Padahal secara tidak sadar sebenarnya sikap tersebut seringkali terjadi di lingkungan masyarakat, terutama di sebuah sekolah atau lingkungan kerja. Crab mentality adalah sebutan bagi orang yang tidak senang melihat kerabat, saudara, teman atau orang lain sukses karena hasil kerjanya.
Crab mentality atau jika diterjemahkan berarti mental kepiting. Secara sederhana, crab mentality adalah sikap iri yang dimiliki oleh seseorang. Sesuai dengan namanya, sikap ini dinamakan crab mentality karena adanya kesamaan pola pikir dari kepiting ketika berada di dalam sebuah tempat sesak. Biasanya, di dalam ember, ketika ada kepiting yang ingin keluar dari tempat sesak tersebut, kepiting lainnya akan menarik kepiting yang ingin keluar agar masuk lagi ke ember.
Menurut penelitian, tujuan dari kepiting itu sebenarnya baik, karena mereka ingin menyelamatkan rekannya dari terkaman predator.
Namun, sikap tersebut jika diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari manusia cenderung negatif. Pasalnya, sikap crab mentality di manusia ini diartikan sebagai sikap iri terhadap pencapaian seseorang, di mana mereka berusaha untuk menghalangi seseorang yang ingin meraih kesuksesan.
Contoh konkritnya adalah Rita ingin belajar dengan giat agar bisa mengerjakan soal ujian esok hari. Namun, Joni menghalangi Rita untuk belajar karena ia tak ingin sendirian ketika nantinya mendapatkan nilai ujian yang buruk. Joni berdalih bahwa hal tersebut merupakan solidaritas antar kawan sekelas. Crab Mentality pada dasarnya merupakan sebuah sikap.
Baca juga: Kegiatan Sosial, Manfaat dan Contohnya di Masyarakat
Crab mentality biasanya dimulai karena jiwa kompetitif dari seseorang. Pada dasarnya, jiwa kompetitif ini adalah sifat alami yang dimiliki manusia ketika berada di dalam kelompok. Jika kompetitif ini merupakan sikap yang ingin menjadi yang paling menonjol di antara anggota kelompok yang lainnya.
Namun, jika jiwa kompetitif ini terlalu berlebihan, justru akan memberikan dampak yang kurang baik. Salah satu dampak dari jiwa kompetitif yang berlebihan adalah iri hati, putus asa, dan rendah diri. Dengan adanya iri hati ini, munculah sikap-sikap seperti menghalalkan segala cara agar si ‘kompetitor’ bisa jatuh atau setidaknya sama dengannya.
Pola pikir dari seseorang dengan crab mentality ini biasanya merasa bahwa orang lain harus senasib dengannya, karena si pemilik crab mentality ini tidak bisa meraih yang dia mau. Sikap tersebut biasanya muncul karena keputusasaan yang membuatnya berusaha mengajak orang lain agar bisa selevel dengannya agar ia tidak tertinggal.
Selain itu, crab mentality juga bisa muncul di dalam sebuah kelompok tak hanya individu. Biasanya, hal itu disebabkan karena ketergantungan akan orang lain ketika berada di dalam sebuah kelompok.
Contoh konkritnya adalah Rosi adalah orang yang paling berpengaruh di dalam tim. Kemudian, Rosi ingin keluar dari kelompok tersebut karena mendapatkan tawaran yang menjanjikan di kelompok lain. Tetapi, anggota kelompok tadi tidak mau Rosi keluar karena jika ia keluar mereka tidak bisa mengerjakan tugasnya dengan baik.
Alhasil para anggota kelompok itu membujuk Rosi untuk tidak keluar dengan cara mengolok-olok atau sampai menakut-nakuti agar tidak keluar dari kelompok.
Lantas, bagaimana cara mengenali ciri-ciri dari crab mentality? Ada beberapa ciri-ciri dari seseorang yang memiliki crab mentality, antara lain:
Jika kamu memiliki ciri-ciri seperti yang dipaparkan di atas, tentunya akan mengganggu tak hanya bagi diri sendiri tetapi juga orang lain. Oleh karena itu, berikut ini adalah cara untuk mengatasi crab mentality di dalam diri sendiri:
Optimistis ini dengan cara selalu yakin dengan apa yang sudah kita kerjakan. Selalu berpikiran positif dengan segala yang sudah diselesaikan.
Tanamkan pikiran bahwa salah satu sikap optimistis ini bisa mengembangkan diri anda sendiri dan juga akan memberikan dampak yang baik bagi kelompok.
Jangan sampai, ketika kita ingin meraih sesuatu, justru terhambat karena sikap pesimisme kita sendiri dan akhirnya menjatuhkan orang lain agar bisa setara.
Apabila kemampuan kita sendiri yang berkembang, tentunya akan berdampak positif untuk diri kita sendiri. Dengan berkembangnya kemampuan yang kita miliki, maka hal tersebut bisa menghindarkan dari sifat iri dari orang lain.
Sikap putus asa ketika meraih kegagalan ini juga biasanya jadi pemicu crab mentality. Pasalnya, ketika kita sudah putus asa, seringkali muncul pikiran menghalalkan segala cara agar bisa meraih tujuan.
Sikap tidak mudah putus asa ini sangat perlu dilakukan agar diri kita juga selalu berkembang dan tidak hanya menyalahkan keadaan ketika sedang mendapatkan kegagalan.
Belajar dari kesalahan, mengevaluasi diri, dan beranjak dari kegagalan juga menjadi sikap yang harus ditanamkan agar terhindar dari crab mentality.
Jangan sampai, ketika kita meraih kegagalan justru menyalahkan orang lain, atau justru membuat kita berhenti untuk meraih sesuatu.
Dengan mengevaluasi diri, kita akan tahu dimana letak kelemahan kita sehingga ke depannya kita bisa mencapai sesuatu dengan cara yang lebih baik.
Kelompok yang suportif sangat penting bagi mental kita dan tujuan dari kelompok itu sendiri. Lingkungan yang positif sangat penting bagi kehidupan kita karena biasanya seseorang bisa berubah sikapnya karena terbiasa dengan lingkungannya.
Dengan kelompok yang suportif ini bisa menghindarkan sikap-sikap tak ingin orang lain sukses di antara anggota kelompok.
Berhadapan dengan orang bermental kepiting tentu akan menyulitkan diri kita sendiri untuk berkembang dan meraih cita-cita kita.
Selain menghindarkan diri sendiri dari crab mentality, berikut ini adalah cara-cara untuk menyikapi jika ada teman atau anggota kelompok yang memiliki sifat crab mentality:
Fokus pada tujuan dilakukan dengan cara memotivasi diri sendiri maupun kelompok agar bisa meraih tujuan sesuai yang diinginkan. Jangan terlalu memikirkan pencapaian dari orang lain atau kelompok lain.
Jangan sampai ketika kita melihat orang lain berhasil, justru kita merasa rendah diri sehingga membuat tujuan kita sendiri terhalang.
Ketika kita berhadapan dengan ‘kepiting’ itu, menanamkan pikiran positif wajib hukumnya agar mental kita tidak goyah dan mengikuti keinginan dari ‘kepiting’ itu. Berpikiran positif juga akan lebih memudahkan kita untuk mencapai tujuan yang kita inginkan.
‘Kepiting’ di dalam kelompok ini biasanya tidak senang ketika kita meraih sesuatu. Mereka biasanya akan melakukan hal-hal di luar nalar seperti menebar fitnah yang mengatakan bahwa pencapaian kita didapat karena keberuntungan sehingga orang lain meragukan kemampuan kita.
Cara menyikapi sikap tersebut adalah cuek ketika ada kabar-kabar seperti itu tersebar. Biarkan kemampuan dan kesuksesan kita saja yang bicara. Toh, nantinya si ‘kepiting’ itu akan lelah dengan tindakannya sendiri.
Demikian lah penjelasan mengenai pengertian dari sikap crab mentality. Sikap seperti ini tentu perlu dihindari. Sampoerna University yang merupakan satu-satunya universitas di Indonesia yang menawarkan pengalaman pendidikan tingkat tinggi ala Amerika. Selain itu, Sampoerna University merupakan satu-satunya sistem sekolah di Indonesia yang terintegrasi secara nasional berdasarkan standar kualitas kelas dunia.
Dibentuk dengan standar nasional dan internasional, Sampoerna University memenuhi syarat untuk memberikan kontribusi substantif kepada masyarakat melalui pendidikan.
Ingin tahu lebih lanjut? Klik di sini untuk dapatkan informasi terkait Sampoerna University.
Source: